Saturday, January 15, 2011

Melebihi Target, Satelit Pertama Buatan Indonesia Masih Mengorbit!


14 Januari 2010, Jakarta --(Lapan.go.id): Lapan-Tubsat, satelit pertama buatan Indonesia, berulang tahun ke-4 pada 10 Januari 2011. Padahal, dalam rancangan awal, satelit ini diperkirakan hanya akan berusia tidak lebih dari dua tahun. Ternyata masa hidup satelit ini melampaui target. Keberhasilan ini merupakan suatu pembuktian bahwa engineer Indonesia mampu membuat satelit yang andal.

Menurut Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Ing. Soewarto Hardhienata, Dipl. Ing., Lapan-Tubsat masih berfungsi dengan baik dan masih terus memberikan gambar dari ruang angkasa. ”Bahkan, jika tidak ada anomali, Lapan-Tubsat masih akan terus beroperasi hingga beberapa tahun lagi,” ujarnya. Soewarto mengatakan, ”ini merupakan hal yang luar biasa bagi sebuah satelit mikro karena banyak satelit semacam ini hanya berusia dua tahun” ia mengungkapkan.

Lapan-Tubsat merupakan satelit mikro atau satelit berukuran kecil dengan bobot 57 kg. Satelit ini berorbit polar atau mengelilingi bumi dengan melewati kutub. Satelit tersebut melewati wilayah Indonesia sebanyak dua kali per hari. Selama empat tahun, Lapan-Tubsat telah menghasilkan berbagai video pemantauan bencana misalnya gunung meletus, pemantauan kebakaran hutan, dan pemantauan perkembangan jembatan Suramadu.

Bahkan, menurut Kepala Bidang Teknologi Ruas Bumi Dirgantara Lapan, Chusnul Tri Judianto, ST, Lapan dapat mengambil gambar letusan Gunung Merapi pada 2010. Saat itu, satelit-satelit penginderaan jauh milik negara-negara maju, tidak dapat mengambil gambar gunung itu karena seluruh wilayah udara di Merapi tertutup awan akibat erupsi.

”Inilah kelebihan Lapan-Tubsat. Satelit ini dapat digerakkan, sehingga mampu 'melirik' dari sisi samping wilayah yang ingin dilihat. Pada satu hari itu, hanya Lapan-Tubsat yang berhasil melihat Merapi dari 650 kilometer di atas permukaan bumi,” ujar Chusnul.

Program pengembangan satelit terus berkembang. ”Sekarang, penguasaan teknologi satelit sudah berjalan di Indonesia dan ini akan terus dilanjutkan,” Soewarto menjelaskan. Saat ini, Lapan sedang membangun dua satelit yaitu Lapan-A2 dan Lapan-Orari. Kedua satelit yang disebut Twin-Sat atau Satelit Kembar berorbit ekuatorial, sehingga akan melewati Indonesia lebih banyak dari Lapan-Tubsat, yaitu 14 kali per hari. Kedua satelit akan mengemban misi untuk mitigasi bencana. Rencananya Twin Sat akan diluncurkan pada 2011 ini dengan menggunakan roket India.

Lapan-A2 akan membawa muatan AIS (Automatic Identification System) untuk mengindentifikasi kapal laut di perairan Indonesia dan kamera video dengan cakupan tiga kali lebih lebar dari Lapan-Tubsat. Lapan-Orari akan membawa muatan voice repeater dan APRS Repeater untuk komunikasi anggota Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) saat bencana. Satelit ini juga akan membawa ADI star (Attitute Determination Instrument). Instrumen ini akan mengeluarkan cahaya seperti bintang yang terlihat dari bumi dengan mata telanjang. ADI star bertujuan untuk menguji sistem pengendalian sikap satelit. Mantan Kepala Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara Lapan, Drs. Toto Marnanto Kadri, menjelaskan apabila cahaya menyorot ke titik yang sama selama satelit lewat di tempat yang ditentukan, artinya sistem pengendalian sikap satelit berjalan dengan baik.

Lapan-Orari juga akan membawa Imager Experiment . Hasil muatan ini akan menyerupai data citra satelit penginderaan jauh. Imager pada Lapan-Orari masih bersifat eksperimen. ”Nantinya, imager tersebut akan digunakan pada satelit Lapan berikutnya, yaitu Lapan-IPB,” ujar Toto. Satelit Lapan-IPB adalah satelit kerja sama Lapan dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Satelit ini nanti akan mendukung program ketahanan nasional di bidang pangan.

Indonesia sangat memerlukan satelit. Toto memaparkan, Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas sehingga membutuhkan suatu alat pengamatan dan komunikasi yang dapat mencakup seluruh wilayah. ”Satelit merupakan alat yang paling baik untuk kebutuhan tersebut karena biayanya murah,” kata Toto.

Soewarto menegaskan, kunci untuk penguasaan teknologi ini adalah sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan dan transfer teknologi dari para peneliti senior kepada peneliti junior.

Sumber: Humas Lapan

KSAL: Generasi Muda Jangan Lupakan Yos Soedarso

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno (kanan), melakukan tabur bunga kelaut di Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS) Surabaya, Sabtu (15/). Tabur bunga yang berlangsung di atas KRI Surabaya-591 dalam rangka peringatan Hari Dharma Samudera Nasional itu bertujuan untuk mengingat jasa para pahlawan yang gugur di laut. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/ip/11)

15 Januari 2011, Surabaya -- (ANTARA News): Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengingatkan kalangan generasi muda untuk tidak melupakan semangat heroisme pahlawan Komodor Yos Soedarso yang gugur dalam pertempuran laut mempertahankan NKRI.

Pernyataan itu dikemukakan Laksamana TNI Soeparno usai memimpin upacara peringatan Hari Dharma Samudera dan tabur bunga di atas geladak Kapal Perang RI (KRI) Surabaya-591 di Alur Pelayaran Timur Surabaya, Sabtu.

"Saya melihat semangat kebaharian generasi muda sekarang masih rendah dan perlu ditingkatkan lagi, karena negara kita adalah negara bahari," katanya.

Hari Dharma Samudera yang diperingati TNI AL setiap 15 Januari merupakan saat terjadinya peristiwa pertempuran di Laut Aru pada tahun 1962.

Komodor Yos Soedarso yang memimpin prajurit TNI AL berperang berperang mempertahankan NKRI, turut gugur dalam pertempuran tersebut setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal yakni "Kobarkan Semangat Pertempuran".

Selain memperingati pertempuran di Laut Aru itu, Hari Dharma Samudera juga bertujuan mengenang para pahlawan bahari yang gugur di pertempuran lainnya, seperti pertempuran di Selat Bali, Laut Sapudi, Laut Cirebon, dan Teluk Sibolga.

"Bagi generasi muda, makna yang bisa diambil dari peringatan semacam ini adalah mewarisi dan meneladani jiwa patriotisme para pahlawan kita. Kalau pendahulu kita rela mengorbankan nyawa, sekarang kita bisa mengorbankan tenaga dan pikiran, yakni dengan kerja keras membangun bangsa dan negara," kata KSAL.

Sumber: ANTARA News

Friday, January 14, 2011

AS Hibahkan 9 RHIB ke Satpaskaarmabar


13 Januari 2011, Jakarta -- (Dispenarmabar): Komandan Satuan Pasukan Katak Komando Armada RI Kawasan Barat (Dansatpaskaarmabar) Kolonel Laut (T) Andi Kriswanto, SE., menerima kunjungan Tim US Office Defence Cooperation (ODC) Kedutaan Besar Amerika Serikat yang dipimpin oleh Lenan Kolonel White di Markas Komando Satpaskaarmabar, Pondok Dayung, Jakarta Utara, Kamis (13/1).

Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka mengkoordinasikan rencana dan kesiapan Satpaskaarmabar dalam menerima hibah Sembilan unit Rigid Holl Inflatable Boat (RHIB).

Sumber: Dispenarmabar

RI Perluas Kerja Sama Pertahanan Dengan Jepang

Kapal perusak Jepang JDS Hiei (DDH-142) saat mengikuti latma RIMPAC di AS. (Foto: USN)

14 Januari 2010, Jakarta -- (ANTARA Jatim): Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan dan memperluas kerja sama pertahanan dengan Pemerintah Jepang di masa mendatang.

Peningkatan dan perluasan kerja sama kedua negara menjadi salah satu fokus pembahasan dalam pertemuan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dengan mitranya Menteri Pertahanan Jepang Toshimi Kitazawa di Tokyo.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI I Wayan Midhio yang menyertai kunjungan dua hari Menteri Purnomo ke Negeri Matahari Terbit itu Jumat, kepada ANTARA mengatakan, selama ini kerja sama pertahanan kedua negera baru sebatas pertukaran perwira militer kedua pihak.

"Itu pun jumlahnya belum banyak, baru satu hingga tiga orang saja. Nah kedepan akan tingkatkan jumlahnya, agar banyak perwira TNI yang belajar di Jepang terutama di Akademi Militer Yokoshuka," katanya, menambahkan.

Midhio mengatakan, Indonesia ingin kerja sama pertahanan kedua negara dapat diperluas dalam bentuk yang lain, seperti latihan dan operasi bersama.

Kedua negara sepakat peningkatan dan perluasan kerja sama pertahanan dilakukan atas dasar hubungan saling menghormati dan saling memberi manfaat antara kedua pihak.

Sebelumnya, kedua negara juga sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama pertahanan, khususnya keamanan maritim antara lain di Selat Malaka.

Selain membahas peningkatan dan perluasan kerja sama pertahanan kedua negara, dibahas pula perkembangan persiapan pelaksanaan latihan penanggulangan bencana alam ASEAN atau "ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercise" (ARF-DIREx) di Manado, Sulawesi Utara, pada Maret 2011, dimana Indonesia dan Jepang menjadi tuan rumah bersama.

Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Jepang, Menteri Pertahanan kedua negara juga hadir meresmikan patung PETA (Pembela Tanah Air), sebagai pendiri cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Patung dengan tinggi dua meter itu di bangun di salah satu ruang di Kantor Kementerian Pertahanan Jepang.

Sumber: ANTARA Jatim

Pesawat dan Tank Tanpa Awak Meriahkan Wisuda Sarjana STTAL

KSAL Laksamana TNI Soeparno (tengah) memperhatikan sebuah kendaraan tempur tanpa awak karya siswa Sekolah Tinggi Teknik Angkatan Laut (STTAL) pada pameran teknik pertahanan di Komando Pengembangan Pendidikan TNI AL , Surabaya, Jatim, Jumat (14/1). Pameran pertahanan itu merupakan karya para siswa STTAL yang diwisuda pada wisuda sarjana S1 angkatan XXIX dan D3 angkatan III. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/11)

14 Januari 2011, Surabaya -- (Kobangdikal): Lulusan Sarjana Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) selalu saja ada yang lain, beda dan menarik dari angkatan ke angkatan. Kali ini wisudawan sarjana dan D 3 seakan berlomba kreatifitas untuk memciptakan terobosan baru, ide-ide orisinil yang dituangkan dalam suatu produk yang nantinya bisa diadopsi untuk memperkuat alut TNI kedepan, pesawat dan tank adalah dua diantara beberapa produk yang dihasilkan wisudawan.

”Keren, kamu kreatif, saya bangga dengan hasil yang kalian tunjukan, mudah-mudahan kedepan bisa kita sempurnakan” ujar Kepala Staf TNI A (Kasal) Laksamana TNI Soeparno saat melihat pameran prototive peralatan tempur yang digelar saat wisuda Sarjana S 1 Angkatan XXIX dan D 3 angkatan III STTAL di Gedung Moeljadi Kobangdikal, Bumimoro, (14/1).

Fajar baru di tahun 2011, lanjutnya, memunculkan harapan dan motivasi baru. Segudang ilmu dan pengetahuan yang diraih di bangku kuliah mengisyaratkan akan ada angin perubahan dan cahaya baru untuk perbaikan kinerja yang lebih signifikan secara nyata dimedan penugasan. Asa itu kiranya tak berlebihan untuk digapai guna membawa aroma perubahan kearah yang lebih baik seiring dengan semangat baru TNI AL yang mengusung kehormatan, kejujuran, dedikasi, keihlasan, loyalitas, profesionalisme dan keberanian.

Ungkapan itu tepatlah menyertai usainya tugas belajar 98 orang wisudawan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) di awal 2011 ini. Dari jumlah wisudawan tersebut 60 orang diantaranya adalah Perwira Siswa (Pasis) program sarjana (S1) angkatan ke-29, sementara 38 orang lainnya adalah lulusan D 3 Angkatan ke-III. Seluruh wisudawan pada Jumat (14/1) akan diwusuda AL I, Laksamana TNI Soeparno di Gedung Moeljadi, Kobangdikal. Selain Para Pejabat Teras Mabesal, hajatan STTAL itupun juga dihadiri Komandan Kobangdikal Laksda TNI Sadiman, Pangarmatim, Pangarmabar, Pangkolinlamil, Dankormar, Gubernur AAL, Danseskoal, para rektor PTN dan PTS se-Surabaya serta pejabat sipil dan militer lainnya.

Menurut Komandan STTAL, Kolonel Laut (E) Ir. Munizar Munaf, MT, dari 60 Pasis yang diwisuda berasal dari empat jurusan, yakni Teknik Mesin 14 orang, Teknik Elektro 17 orang, Teknik Manajeman Industri 17 orang dan Teknik Hidro-oseanografi 12 orang. Sementara itu D 3 angkatan ke III terdiri dari Teknik Mesin 8 orang, Teknik Elektro 16 orang dan Teknik Hidro-oseanografi 14 orang.

Sejumlah wisudawan mengikuti prosesi wisuda sarjana S1 angkatan XXIX dan D3 angkatan III Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) di Komando Pengembangan Pendidikan TNI AL Surabaya, Jatim, Jumat (14/1). Sebanyak 98 siswa (60 perwira siswa program S1 dan 38 siswa program D3) diwisuda oleh Kepala Staf TNI AL (KSAL), Laksamana TNI Soeparno. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/11)

Lettu Lek Feby Chadimun Putra dengan skripsi “Perancangan campuran karet sebagai bahan seal oring silinder hidrolik pada main landing gear actuator pesawat F-27 TS TNI AU” IPK: 3,72 menjadi lulusan terbaik di Jurusan Teknik Mesin. Di Jurusan Teknik Elektronika Iformatika, Kapten Lek Choirul Anam Sadjuri menjadi yang terbaik dengan skripsi “Metode pengamanan informasi dalam pengiriman data dijajaran harmatau dengan teknik kriptografi” IPK 3,68, Sementara di Teknik Elekro Kontrol, Kapten Laut (E) Juliver H. Pardede menjadi lulusan terbaiknya dengan skipsi “Rancang bangun untuk mengendalikan pesawat UAV aeromodeling pada saat landing dengan menggunakan sensor ultrasonic” IPK 3,48. Kemudian Kapten Laut (P) Burhannanda inggil Pribadhi dengan skripsi “Penggunaan metode analityc net work procvess (ANP) dalam pemilihan alternative kapal selam baru bagi TNI AL” IPK 3,78 menjadi lulusan terbaik Jurusan Teknik Industri, dan di Teknik Hidro-oseanografi, Kapten Laut (T) Indragiri Yani W dengan skripsi “Analisa teknis batas maritime RI-Timor Leste (studi kasus oekusi)” IPK 3,79 meraih lulusan terbaikntya.

Sementara itu di program D 3 Jurusan Teknik Mesin terbaik diraih Serka Mar Sugiarto dengan IPK 3,50, Teknik Elektronika Ekasen diraih Brigadir Risky Ady Kusuma dengan IPK 3,55, kemudian Teknik Elektronika Informatika diraih Sertu Hendri Surya Putra dengan IPK 3,49, dan di Teknik Hidro-Oseanografi diraih Serka Nav Budianto dengan IPK 3,60.

Jumlah lulusan tiap tahunnya yang tergolong masih sedikit menjadi hal yang perlu mendapat perhatian bila dibanding dengan konfigurasi wilayah yang menuntut kemajuan teknologi berbasis kelautan yang membutuhkan SDM berkualitas, profesional serta berintegritas moral yang tinggi untuk mengawakinya. Peran perguruan tinggi sebagai pencetak insan profesional menjadi sangat krusial. Disinilah keberadaan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) dengan visi dan misinya yang sangat strategis dalam memberikan kontribusi pengembangan iptek pertahanan khususnya di bidang keangkatanlautan.

Untuk melaksanakan tugas pokok dalam menghadapi tantangan tugas di masa mendatang yang semakin kompleks, visi dan misi STTAL telah diselaraskan dengan konsepsi pembangunan kekuatan TNI/TNI AL sampai dengan 2024. Visinya adalah menjadi pusat pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pertahanan keangkatanlautan. Adapun misinya adalah menyelenggarakan program pendidikan tinggi berbasis iptek, berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pertahanan serta melaksanakan penelitian dan pengembangan iptek pertahanan dalam upaya memberikan kontribusi bagi kemajuan bidang pertahanan khususnya di lingkungan TNI/TNI AL.

STTAL yang didirikan pada tanggal 15 Maret 1966 di Bumi Cipulir Jakarta ini, merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi di lingkungan TNI/TNI AL yang berbasis IPTEK dan terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Sejak kepindahannya ke Kodikal (sekarang Kobangdikal) di Bumimoro Surabaya pada tahun 1984, STTAL yang kini dikomandani Kolonel Laut (E) Ir. Munizar Munaf, M.T telah memiliki 5 jurusan S-1 (Teknik Mesin, Elektro Informatika, Elektro Kontrol, Hidroseanografi dan Teknik Industri) dan Diploma 3 memiliki 3 jurusan (Teknik mesin, elektro dan hidro oseanografi).

Sumber: Kobangdikal

Mengasah Naluri Tempur



13 Januari 2011, Surabaya -- (Penarmatim): Tim Ship Boarding Party dan Close Quarters Batle (CQB) dari Satuan Kapal Patroli Koarmatim (Satrol Koarmatim) terus mengasah kemampuan, persiapan menghadapi even bergengsi Lomba Ship Boarding Party dan CQB yang akan dilaksanakan mulai tanggal 28 – 30 Januari 2011 bertempat Koarmatim, Ujung, Surabaya.

Satrol Koarmatim akan menerjunkan 4 tim Boarding Party dan CQB-nya. Tim handalan tersebut kini terus menempa diri, meningkatkan kemampuan fisik maupun mentalnya. Persipan matang sangat diperlukan, mengingat lomba Ship Boarding Party dan CQB ini cukup menantang. Ajang unjuk kemampuan yang memperebutkan Piala Pangarmatim tersebut merupakan lomba yang membutuhkan kemampuan mental dan fisik yang prima, terlatih serta professional.

Disamping berlatih fisik, hari ini Tim Satrol juga melaksanakan latihan menembak dengan menggunakan senjata jenis SAVZ Kaliber 7,62 mm buatan Cina. Senjata yang mirip dengan senjata AK 47 serbu ini, akan menjadi andalan Tim Ship Boarding Party dan CQB Satrol Koarmatim. Mereka berharap dapat meraih tempat terhormat melalui penilaian menembak gaya bebas dalam jarak 100 meter dengan 5 butir peluru. Kegiatan ini juga merupakan salah satu cara untuk tetap menjaga dan memelihara serta meningkatkan naluri tempur prajurit. Kegiatan lomba bergengsi ini juga diharapkan mampu mendongkrak semangat prajurit untuk terus berlatih guna mencapai pofesionalime prajurit.

Sumber: Dipenarmatim

Thursday, January 13, 2011

KF-X Motivasi Indonesia Bangun Pesawat Tempur


13 Januari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Midhio menyatakan, kerja sama pembangunan pesawat tempur Korean Fighter eXperimental (KF-X) antara Indonesia dengan Korea Selatan bisa memotivasi produsen dalam negeri untuk membangun pesawat tempur secara mandiri.

Keinginan kita (pemerintah dan TNI-Red), bagaimana Indonesia mampu membuat pesawat itu," ujar Wayan Midhio kepada Suara Karya di Jakarta, Rabu (12/1).

Indonesia dan Korsel telah sepakat membangun KF-X generasi 4,5, yakni pesawat berteknologi setingkat di atas F-16 buatan Amerika Serikat. Indonesia akan mengeluarkan dana 20 persen sampai tahun 2020. "Itu bagian proyek yang akan diproduksi mulai tahun 2020. Kalau kita ambil bagian, kita bisa buat di Indonesia," ujar Wayan. Proses kerja sama untuk pengadaan pesawat tempur KFX sudah pada tahap pembahasan MoU dan kekayaan intelektual. Selain Indonesia, beberapa negara juga berminat menanamkan investasi pembangunan KF-X.

Wayan menyatakan, kerja sama pembangunan KF-X memakan waktu 10 tahun, mulai 2010 - 2020. Hingga saat ini, Kemhan belum membicarakan dana yang akan dikeluarkan. "Jadi belum ada deal apapun, cuma dalam bentuk MoU bagaimana kerja sama dilakukan. Keinginan kita, bagaimana Indonesia mampu membuat pesawat itu. Saya kira detilnya masih dalam proses kerja sama pengadaan," ujarnya.

Karena itu, menurut dia, rencana kerja sama pembangunan KF-X masih pada level teknis sehingga belum perlu dibahas di parlemen. "Proses kerja sama belum pada tahap alokasi anggaran," kata Wayan.

Konflik Korea

Sebelumnya, Komisi I DPR meminta Kemhan menimbang kembali rencana kerja sama pembuatan KF-X. Pasalnya, kerja sama itu bisa mempengaruhi hubungan politik bebas aktif Indonesia dengan Korea Utara.

"Secara politik, kerja sama pembuatan pesawat tempur Indonesia dengan Korea Selatan bisa mengganggu hubungan Indonesia dengan Korut. Jadi kerja sama itu sebaiknya ditimbang ulang untuk saat ini," ujar wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin.

Ia mengakui kerja sama pembuatan KF-X Indonesia dan Korea Selatan pada awalnya bersifat teknis sebagai bagian pembangunan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Namun, munculnya ketegangan antara Korsel dan Korut, mau tak mau memengaruhi Indonesia, khususnya menyangkut pembuatan pesawat tersebut.

"Dalam rencana kerja sama itu DPR sama sekali tidak diberitahu karena itu menyangkut teknis. Tapi, kondisinya sekarang berbeda karena menyangkut hubungan politik internasional. Indonesia harus berada di posisi netral tanpa embel-embel kerjasama pembangunan pesawat tempur Korsel-Indonesia," ujar dia.

Hasanuddin menambahkan, proyek pembangunan pesawat tempur KF-X generasi 4,5 mulai tahun 2012 dipimpin Korsel, meskipun melalui urunan dana kedua negara. Indonesia menanamkan saham 20 persen.

Anggota Komisi I DPR Nurhayati Ali Assegaf, menyatakan dukungan terhadap upaya pemerintah dan TNI membangun kekuatan pertahanan melalui pembenahan kekuatan tempur.

Sumber: Suara Karya

TNI AL Akan Pensiunkan KRI Dewa Ruci


13 Januari 2011, Jakarta -- (PRLM): TNI Angkatan Laut akan mempensiunkan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci yang telah berusia 58 tahun dan akan digantikan dengan yang baru. "Kita akan ganti dengan yang baru, mengingat usia KRI Dewan Ruci telah mencapai 58 tahun dan sudah waktunya pensiun," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Soeparno, di Wisma Elang, Jakarta, Rabu (12/1).

Menurut Soeparno, pengganti KRI Dewa Ruci ini, pemerintah telah mengalokasikan anggaran pada 2011 sebesar Rp720 miliar dan direncanakan selesai dibuat 2014. Pembuatan KRI Dewa Ruci yang baru akan dibuat atau dipesan dari negara-negara yang unggul dalam kelautan terutama negara-negara Eropa.

2011 sudah dialokasikan anggaran untuk pengganti KRI Dewa Ruci yang lebih baik dari sebelumnya, direncana akan dipesan dari negara-negara unggul dalam kelautan seperti Jerman dan Spanyol terutama negara-negara Eropa. Kita masih mencari negara-negara mana yang mampu membuat KRI layar tiang tinggi yang bertaraf internasional dan dapat dibanggakan.

Menurutnya, yang jelas pihaknya tidak memesan di Amerika karena Amerika hanya unggul di Dirgantara, sedang negara yang unggul kelautan adalah negara-negara Eropa.

Dia menambahkan, KRI Dewa Ruci pertama atau yang ada saat ini adalah produksi dari Jerman. Ketika itu Jerman memproduksi dua jenis kapal, yang satu untuk indonesia yaitu KRI Dewa Ruci dan India yang sudah tidak lagi digunakan.

"Jadi soal perawatan kita lebih unggul sampai sekarang Dewa Ruci masih aktif tapi kita tidak boleh terlena dengan usianya yang semakin tua. Tentara usia 58 harus pensiun, KRI DR barang mati yang tidak pensiun bisa saja dimanfaatkan tapi kita yang masih hidup harus memikirkan paling tidak ada penggantinya," ujarnya.

Ketika disinggung mengapa tidak dibuat di Indonesia, Menurut Kasal, industri kapal belum mampu membuat KRI Dewa Ruci dan produk demikian masih dikuasai oleh negara-negara Eropa dalam hal kualitas dan dapat bertahan lama.

Sumber: PRLM

Angkatan Udara Indonesia-AS Mantapkan Kerja Sama


12 Januari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): TNI Angkatan Udara dan Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) akan terus memantapkan kerja sama terutama dalam bentuk pendidikan dan latihan bersama.

Pemantapan kerja sama itu terungkap dalam kunjungan kehormatan Atase Udara AS untuk Indonesia Kolonel Kevin A Booth ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Rabu.

Dalam pertemuan dengan Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI M. Nurullah, Booth menyampaikan keinginannya untuk dapat terus menjalin kerja sama yang makin erat dengan TNI Angkatan Udara yang telah berjalan baik selama ini.

Pertemuan yang berlangsung tertutup itu juga membahas rancangan kerja sama dalam bentuk latihan bersama antarkedua pihak yang telah rutin dilakukan.

Kepala Penerangan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Mayor Sus Ali Umri Lubis mengatakan, salah satu latihan bersama yang rutin dilaksanakan adalah "Teak Iron" yang melibatkan pesawat angkut kedua angkatan udara.

"Materi latihan bersama itu antara lain teknik penerjunan dan distribusi logistik, menggunakan pesawat angkut berat C-130 Hercules," katanya.

Di bidang pendidikan, kedua angkatan udara juga kerap melakukan pertukaran perwira untuk belajar di sekolah staf dan komando di masing-masing angkatan udara.

Sumber: ANTARA News

TNI Ingin Latihan Bersama dengan India

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) India Admiral Nirmal Verma PVSM, AVSM, ADC di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (12/1). Dalam kunjungan tersebut, Panglima TNI mengharapkan kerjasama antara kedua negara di bidang latihan dan operasi yang selama ini telah terjalin dengan baik khususnya pada Angkatan Laut dapat ditingkatkan. (Foto: Puspen TNI)

12 Januari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, pihaknya menginginkan kerja sama bidang latihan dan operasi bersama militer India dapat ditingkatkan di masa mendatang.

"Kami mengharapkan kerja sama antara kedua negara di bidang latihan dan operasi yang selama ini telah terjalin dengan baik khususnya di angkatan laut kedua negara dapat ditingkatkan," katanya, saat menerima Kepala Staf Angkatan Laut India Laksamana Nirmal Kurma Verma di Jakarta, Rabu.

Kepala Dinas Penerangan Umum Mabes TNI Kolonel Minulyo Suprapto menambahkan, angkatan laut kedua negara telah lama melakukan latihan bersama terutama di wilayah batas perairan kedua negara.

"Diharapkan kerja sama latihan bersama dan operasi antara angkatan laut kedua negara dapat ditingatkan menjadi lebih luas lagi di masa mendatang," katanya.

Selama kunjungan empat harinya di Indonesia, Laksamana Verma selain mempererat kerja sama militer kedua negara, juga berkeinginan menjajaki kerja sama industri pertahanan antara kedua pihak.

Selain melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Verma juga dijadwalkan mengunjungi Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dan Akademi Angkatan Laut (AAL) di Surabaya.

Tidak itu saja, Laksamana Verma juga akan melakukan penjajakan ke beberapa Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia dan PT PAL.

Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Midhio usai pertemuan, mengatakan, industri pertahanan India lebih maju dibandingkan Indonesia terutama dalam industri kimia, elektronika, mekanika, dan perbekalan.

"Bahkan, mereka sudah mampu membuat rudal, kapal selam dan kapal induk. Kita masih menjajaki apa yang bisa dikerjasamakan untuk industri pertahanan kedua negara," katanya.

Kemungkinan kerja sama pertahanan RI-India telah dilakukan sejak beberapa tahun silam yang selanjutnya dikukuhkan melalui ratifikasi nota kesepahaman kerja sama kedua negara bidang pertahanan yang diwujudkan dalam Joint Defence Committee.

Sumber: ANTARA News

Wednesday, January 12, 2011

Wamenhan RI Terima Kunjungan Kasal India


11 Januari 2011, Jakarta -- (DMC): Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin atas nama Menteri Pertahanan RI, Selasa (11/1) mengadakan menerima kunjungan dan melakukan pembicaraan (cc) dengan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Admiral Nirmal Verma PVSM beserta rombongan di ruang kerjanya, di kantor Kemhan Jakarta.

Pada kesempatan tersebut, Kasal India menyampaikan kepada Wamenhan bahwa kunjungan ini merupakan kunjungan kehormatan dalam rangka untuk membangun kerjasama diantara kedua negara di bidang pertahanan dan industri pertahanan. Beberapa program ditawarkan pemerintah India kepada Indonesia diantaranya mengenai program pertukaran pelatihan dan pendidikan secara berkala yang telah dilakukan Angkatan Laut kedua negara.

Selain itu juga Kasal India menyatakan Indonesia khususnya TNI AL banyak terlibat, dan mendukung berbagai kegiatan multilateral seperti keterlibatan TNI AL dalam The Indian Naval Ocean Symposium (INOS) dimana pada kesempatan tersebut TNI AL berkesempatan memberikan seminar dan workshop serta kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan INOS. Termasuk TNI AL terlibat dalam MILAN yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali di Kep. Andaman yang melibatkan TNI AL dari berbagai negara.

Untuk itu, lanjut Kasal India, pemerintah India memiliki keinginan dan berantusias untuk membangun dan melanjutkan kerjasama antar kedua angkatan laut seperti patroli terkoordinasi (coordinated patrol), submarine trainning dan pertukaran informasi. Selain itu juga atas nama pemerintah India, Kasal India mengucapkan terima kasih karena telah menjadikan India sebagai salah satu negara tujuan pelatihan dan pendidikan khususnya bagi personel TNI AL.

Menanggapi hal tersebut, Wamenhan menyambut baik perkembangan kerjasama yang telah dibangun selama ini antar Angkatan Laut kedua negara sebagai leading sector yang didasarkan atas kesamaan sejarah antara Indonesia dan India serta besarnya peranan India dalam perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan.

Dalam kesempatan tersebut Wamenhan juga menjelaskan mengenai industri pertahanan dimana Indonesia mulai tahun lalu telah menambah alutsista dengan menyediakan berbagai kendaraan untuk kepentingan angkatan bersenjata Indonesia. Wamenhan berharap India dapat metransformasikan teknologi dan IT melalui kerjasama di bidang industri pertahanan.

Sumber: DMC

Menembak BISAM

12 Januari 2010, Surabaya -- (ANTARA Foto): Sejumlah prajurit Marinir TNI AL mengosongkan isi senapan usai mengikuti lomba pembinaan satuan (Binsat) menembak pistol dan senapan Bisam antar Satlak Brigif-1 Marinir di Lapangan Tembak Pusat Latihan Naluri Tempur Jusman Puger, Bhumi Marinir Karang Pilang, Surabaya, Rabu (12/1). Kegiatan yang diikuti tiga batalyon Brigif-1 Marinir itu dalam rangka HUT Ke-48 Brigif-1 Marini. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/11)

Sejumlah prajurit Marinir TNI-AL mengikuti lomba pembinaan satuan (Binsat) menembak pistol dan senapan Bisam antar Satlak Brigif-1 Marinir. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/11)


Sejumlah prajurit Brigif-1 Marinir mengikuti Lomba Pembinaan Satuan (Binsat) Menembak Pistol dan Senapan Bisam antar Satlak Brigif-1 Marinir, di Lapangan Tembak Pusat Latihan Naluri Tempur Jusman Puger, Bhumi Marinir Karang Pilang, Surabaya, Rabu (12/1). Kegiatan yang diikuti tiga batalyon Brigif-1 Marinir dalam rangka HUT Ke-48 Brigif-1 Marinir, dengan materi lomba Cross Country 8 Km, Renang laut 600 M dan Menembak (pistol dan senapan) Bisam tersebut, bertujuan untuk menguji kemampuan dan mental prajurit Korps Marinir. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/11)


Sumber: ANTARA Foto

India Tawarkan Kerjasama Pembuatan Rudal

Model Frigate AL India dipersenjati rudal Brahmos. (Foto: Berita HanKam)

11 Januari 2011, Jakarta -- (MI.com): Pemerintah India menawarkan kerjasama pembuatan rudal ke Indonesia. Tawaran itu disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut India Laksamana Nirmal Kumar Verma saat melakukan kunjungan resmi ke Kemenhan, Jakarta, Selasa (11/1).

"India ingin menawarkan kerjasama. Nah, sejauh mana kemampuan kita karena yang berkali-kali ditawarkan ke kita rudal Brahmos. Itu sudah dibuat dan ditawarkan ke kita. Kita sudah beli yang asli. Rudal Yakhont. Mudah-mudahan kedepan kita bisa kerjasama," kata Kapuskom Publik Brigjen I Wayan Midhio.

Kerjasama itu, dinilai dia bisa menguntungkan program seribu roket yang sedang digagas oleh Indonesia. Dikombinasikan dengan kemampuan pembuatan rudal India, ia menyatakan roket Indonesia berpeluang menjadi rudal.

"Indonesia sudah mampu membuat roket. Tahun 2011-2014 kita buat seribu roket. Kalau kita buat pengaturnya, nanti kita buat rudal. Nah, kita jajaki apa yang ditawarkan mereka," jelasnya.

Industri pertahanan India, menurut dia, sudah lebih maju dibandingkan Indonesia. India bahkan sudah mampu memproduksi kapal selam, rudal, korvet dan kapal induk. Fokus industri pertahanan India saat ini adalah membangun air defence carrier, yakni teknologi pesawat anti serangan udara. "Kita sendiri saat ini spare part radar dan parasut kita membeli dari mereka," tukasnya.

Sumber: MI.com

DPR Minta Kerjasama Pesawat Tempur Korsel Ditinjau Ulang


11 Januari 2011, Jakarta -- (TEMPO Interaktif): Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat, Tubagus Hasanuddin meminta pemerintah menimbang ulang kerjasama proyek pembuatan pesawat tempur dengan Korea Selatan. Hal ini mengingat kondisi semenanjung Korea yang sedang memanas saat ini.

"Saya khawatir Indonesia terseret konflik tersebut dan dianggap berpihak kepada Korea Selatan," ujarnya kepada wartawan di Gedung DPR Jakarta, Selasa 11 Januari 2011. Karena, berpihak menyalahi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.

Saat ini Indonesia dan Korea Selatan tengah menggagas proyek kerjasama pembuatan pesawat tempur KF-X. Pimpinan dalam proyek ini adalah Korea Selatan. Namun jika proyek ini dilanjutkan dinilai rentan terhadap kondisi politik luar negeri Indonesia karena Korea Selatan sedang berkonflik dengan Korea Utara. "Saya khawatir proyek ini jadi senjata Korsel serang Korut," ujarnya.

Tubagus menyarankan agar Kementerian Pertahanan untuk melihat kmbali prospek dari kerjasama tersebut. "Jangan sampai urusan kerjasama pertahanan membuat relasi dengan Korea Utara jadi berantakan juga."

Sumber: TEMPO Interaktif

Pemerintah Bentuk Badan Urusi Industri Pertahanan

Meriam buatan PT. PINDAD. (Foto: Berita HanKam)

11 Januari 2011, Jakarta -- (TEMPO Interaktif): Kementerian Pertahanan membentuk satu badan baru, yakni Badan Sarana Pertahanan (Ranahan). Badan ini hasil restrukturisasi yang dilakukan Kementerian tahun ini, yang sebelumnya bernama Direktorat Jenderal Sarana Pertahanan.

"Badan Sarana Pertahanan dibentuk untuk intensifkan industri pertahanan agar fokus ke dalam negeri," kata Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI I Wayan Midhio, dalam konferensi pers di Ruang Wartawan Kementerian Pertahanan, Selasa 11 Januari 2011.

Kementerian, kata Wayan, berupaya untuk menggunakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari hasil produksi dalam negeri. "Meskipun tidak bisa menutup pengadaan alutsista dari luar, karena keterbatasan teknologi dan sumber daya manusia," ujarnya.

Menurut dia, Badan Ranahan yang nantinya akan dipimpin oleh seorang Kepala Badan ini akan beralih kewenangan dari sebelumnya membuat kebijakan, menjadi pelaksana kebijakan. Salah satu wewenangnya adalah tentang pengadaan alutsista.

"Kalau melihat kesibukan (anggota Badan Ranahan), memang tidak mungkin merancang kebijakan, karena sepenuhnya operasional. Jadi, tugas mereka sekarang makin banyak koordinasi dengan angkatan (TNI) dan perusahaan-perusahaan yang membuat persenjataan," imbuhnya.

Kewenangan lain dari Badan Ranahan antara lain sebagai pusat pengadaan alutsista, pusat kelaikan alutsista (pengujian senjata), pusat kodifikasi terhadap produk-produk yang diproduksi industri dalam negeri, dan pusat barang-barang milik negara.

Sumber: TEMPO Interaktif

Tuesday, January 11, 2011

Kemhan Reorganisasi Internal


11 Januari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Kementerian Pertahanan melakukan reorganisasi internal dalam serangkaian pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan instansi pertahanan.

Perubahan struktur organisasi Kementerian Pertahanan itu didasarkan pada Peraturan Menteri Pertahanan No 16/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan.

"Perubahan struktur organisasi itu berlaku efektif mulai Januari 2011," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Medhio di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, perubahan struktur organisasi Kementerian Pertahanan itu juga disesuikan dengan pola dan tingkat ancaman yang dihadapi baik secara internal, regional maupun global.

Dijelaskan Medhio, pola dan tingkat ancaman yang berkembang saat ini bersifat asimetris dan nontradisional, seperti terorisme dan konflik perbatasan.

"Semua itu, tidak semata dapat diselesaikan melalui kekuatan militer tetapi juga diplomasi dan langkah lainnya," katanya.

Ia menegaskan, reorganisasi Kementerian Pertahanan itu untuk mencapai efektifitas organisasi dalam memaksimalkan penyelenggaraan pertahanan negara sesuai UU RI No3/2002 tentang Pertahanan Negara.

Pada struktur organisasi Kementerian Pertahanan yang baru terjadi perampingan struktur direktorat jenderal yang semula lima menjadi empat ditjen.

Keempat ditjen itu adalah Ditjen Perencanaan Pertahanan yang mengurus anggaran pertahanan, Ditjen Strategi Pertahanan yang mengurus strategi pertahanan secara keseluruhan.

Terdapat pula Ditjen Potensi Pertahanan yang mengurusi bela negara termasuk komponen cadangan dan komponen pendukung.

"Dan terakhir Ditjen Potensi Pertahanan yang bertugas mengurusi manajemen dan administrasi TNI," kata Medhio.

Perampingan itu disertai dengan penguatan organisasi di masing-masing ditjen seperti penambahan unit, ujarnya, menambahkan.

Selain perubahan struktur Ditjen, terdapat perubahan organisasi Sertjen Kemhan yang semula terdiri atas enam biro menjadi lima biro.

Sumber: ANTARA News

Satuan Kapal Ranjau Koarmatim


11 Januari 2011, Surabaya -- (Penarmatim): Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan kekuatan dan kemampuan tempur dalam bidang peperangan ranjau dan peperangan anti udara dalam rangka meningkatkan kemampuan tempur Koarmatim. Untuk meningkatkan kemampuan tempur dalam bidang peperangan ranjau, Satran Koarmatim menyelenggarakan Latihan Tindakan Perlawanan Ranjau (TPR) di perairan Teluk Lamong Tanjung Perak Surabaya selama 30 hari terhitung mulai tanggal 03 Januari 2011.

Perairan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) khususnya perairan Teluk Lamong merupakan salah satu perairan di wilayah Indonesia yang secara fakta masih banyak tertanam ranjau-ranjau ex Perang Dunia II (PD-II) yang disebar oleh Jepang untuk menghambat invasi sekutu di Pulau Jawa.

Kondisi perairan Teluk Lamong masuk dalam kategori daerah ranjau karena meskipun ranjau-ranjau atau handak lainnya tersebut telah berumur lebih dari 65 tahun namun masih memiliki kemampuan meledak dan membahayakan apabila terpengaruh oleh aktivitas yang mengandung unsur keakustikan, kemagnetan maupun tekan dari pengguna laut pada level tertentu.

Latihan TPR ini dilaksanakan di medan ranjau yang sebenarnya dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan kemampuan prajurit Satran Koarmatim dalam bidang TPR untuk menghadapi ancaman bahaya ranjau yang sebenarnya, sehingga profesionalitas prajurit dapat teruji secara nyata.

Dalam pelaksanaanya di rahlat, Latihan TPR ini dimulai dari tahap Deteksi dengan menggunakan peralatan Sonar Pemburuan Ranjau (TSM-2022), Magnetometer maupun Side Scan Sonar (SSS) untuk mencari keberadaan kontak di dasar laut. Setelah didapatkan kontak, maka dilaksanakan tahap Klasifikasi yaitu untuk memastikan kontak yang didapatkan tersebut menyerupai ranjau (minelike contact) atau tidak menyerupai ranjau (non-minelike contact). Untuk menentukan minelike atau non-minelike didasarkan atas 4S yaitu Size (ukuran), Strength (kekuatan kontak sonar), Shape (bentuk) dan Shadow (bayangan kontak sonar).

Setelah kontak dinyatakan minelike, selanjutnya dilaksanakan tahap Identifikasi dengan menggunakan PAP (Poisson Auto Propulsion) atau penyelam ranjau (mine diver) dengan kualifikasi EOD (Explosive Ordnance Disposal). Tahap Identifikasi ini dimaksudkan untuk memastikan jenis ranjau yang didapatkan. Selanjutnya adalah tahap Netralisasi dengan cara peledakan (demolisi) dengan menggunakan Bom Laut. Tahap Netralisasi ini dimaksudkan untuk menghancurkan minelike contact tersebut sehingga tidak lagi membahayakan bagi pengguna laut di daerah tersebut.

Latihan TPR ini melibatkan prajurit TNI AL yang tergabung dalam Satgas TPR I/2011 Teluk Lamong di bawah kepemimpinan Komandan Satran Koarmatim Kolonel Laut (P) Benny Sukandari, S.E.,M.M. Satgas TPR I/2011 terdiri dari Staf Satgas, Unsur Tugas (U.T.) Pemburuan dalam hal ini KRI PRP-712, U.T. Bantu yaitu Tim Hidros dan Tim Kesehatan, U.T. Netralisasi yaitu Tim Paska, Tim Penyelam, Tim Arsenal dan Tim Labinsen serta U.T. Pam/SAR yaitu KRI PRP-712 dan Intelijen.

Dalam pelaksanaannya Satgaslat TPR I/2011 mendirikan Poskodal di daerah Kelurahan Tambak Osowilangun Kecamatan Benowo Surabaya. Selain itu Satgaslat TPR I/2011 juga melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dan sesepuh masyarakat di sekitar daerah latihan serta melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan pengguna laut di sekitar daerah latihan.

Latihan TPR merupakan rangkaian kegiatan upaya meniadakan ranjau atau bahan peledak lainnya dari suatu perairan guna menjamin keamanan perairan yang dipergunakan untuk aktivitas/lalu lintas bagi unsur-unsur kawan/pengguna laut lainnya. Pada konteks masa damai seperti ini, keamanan perairan menjadi prioritas utama dalam mendukung pembangunan nasional.

Latihan TPR yang dilaksanakan oleh Koarmatim diharapkan dapat berjalan dengan lancar, aman serta dapat menimbulkan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya, juga pemerintah setempat dalam menunjang pembangunan sesuai otorita daerahnya.

Sumber: Koarmatim

Iraq Belanjakan 26 Milyar Dolar Senjata Buatan AS

Kapal perang AL Iraq buatan Amerika Serikat diresmikan pengoperasiannya di Pangkalan AL Iraq Umm Qasr, 26 September 2010. (Foto: Getty Images)

11 Januari 2011 -- (Berita HanKam): Iraq akan membeli senjata senilai 13 milyar dolar dari Amerika Serikat hingga 2013 dan akan membelanjakan 13 milyar dolar lagi, diberitakan harian Al Ittihad mengutip pernyataan juru bicara Kementrian Pertahanan Mayor Jenderal Mohammed Al Askari.

Mayjen Askari mengatakan Iraq telah meneken kontrak lebih dari 13 milyar dolar dengan AS.

Iraq memborong pesawat udara, helikopter, tank, ranpur, kapal perang dan rudal, dioperasikan Angkatan Bersenjata dan Kementrian Dalam Negeri Iraq.

Sumber: RIA Novosti

Serial Latihan Tactman & Rasap Saat KRI Frans Kaisiepo-368 Menjadi MIO

KRI Frans Kaisiepo-368. (Foto: José Rubia)

10 Januari 2011, Lebanon -- (TNI AL): Kehadiran Maritime Task Force/UNIFIL di wilayah Lebanon terbukti cukup berpengaruh terhadapterciptanya situasi kondusif di sekitar wilayah perbatasan Lebanon –Israel. Hal ini tidak terlepas dari peranan MTF (Maritime Task Force) yang melaksanakan kegiatan MIO (Maritime Interdiction Operation) di wilayah Perairan Lebanon sebagai salah satu pilar utama dalam pelaksanaan Mandat UNSCR 1701 dan 1884. Dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut dikoordinir oleh MIO Commander yang dituntut untuk mampu melaksanakan identifikasidan penentuan status seluruh kontak yang melewati/berada di AMO (Area of Maritime operation)berdasarkan laporan permukaan dan kontak udara guna membangun RMP (Recognized Maritime Picture) dan AMP (Air Maritime Picture).

Tuntutan tersebut seringkali menempatkan unsur-unsur frigate MTF khususnya yang berasal dari Negara NATO dengan kemampuan sewaco (sensor wepon and command systems) yang memadai dan sustainability terhadap cuaca buruk untuk mengemban fungsi sebagai MIOCommander. Namun demikian kehadiran KRI Frans Kaisiepo-368 yang ditunjang profesionalisme prajurit pengawak, dan kemampuan sewaco yang memadai mampu menampilkan performa yang meyakinkan dalam berbagai kegiatan operasi MTF telah meraih simpati dan kepercayaan, hal tersebut dapat terlihat dengan ditunjuknya kembali KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander.

FGS Auerbach M-1093. (Foto: Cpt. Lawrence Dalli)

Selama menjalankan tugas sebagai MIO Commander, selain diisi dengan latihan internal juga dimanfaatkan untuk melaksanakan latihan bersama dengan unsur MTF lainnya melalui serial latihanTactical Maneuvering Exercise. Selain bertujuan untuk memelihara profesionalisme prajurit pengawak, latihan ini merupakan salahsatu bentuk latihan dasar untuk melatih kerja sama kapal-kapal dalam suatu satuan tugas/task force.

Dalam suatu peperangan laut setiap aksi peperangan baik dalam rangka penyerangan maupun pertahanan hampir selalu diawali dengan pergerakan/manuver taktis dimana dalam pelaksanaannya seluruh kapal dalam satuan tugas secara terkoordinir bergerak dengancepat, dan bersamaan/serentak. Serial latihanTactical Maneuvering Exercise yang berlangsung pada tanggal 09 Januari 2011 ini diikuti KRI Frans Kaisiepo-368, TCG Fatih F-242 (Turkey) dan FGS Auerbach M-1093 (German)diawali dengan penyusunan organisasi untuk bergerak dalam suatu fomasi dalam konteks peperangan laut. Selanjutnya kapal-kapal melaksanakan pembentukan single line formation untuk seterusnya melaksanakan manuver taktis dengan kecepatan tinggiberdasarkan berita taktis yang dikirim melalui radiokomunikasi maupun isyarat kibaran bendera. Dalam latihan tersebut KRI Frans Kaisiepo-368 dan TCG Fatih F-242 dari TG 448.01 yang dilengkapi dengan peralatan sewaco dan kemampuan tempur yang merupakan tulang punggung MTF melaksanakan maneuver taktis pembentukan berbagai formasi untuk mendukung aksi-aksi pertahanan dan mutual defense guna melindungi FGS Auerbach-M1093 dari TG 448.03.

TCG Fatih F-242. (Photo: Arda Mevlutoglu)

Secanggih apapun unsur-unsur/kapal perang yang dimiliki suatu satuan tugas laut, maneuver taktis tetap merupakan salah satu factor penting dalam aksi-aksi peperangan laut. Serial latihan Tactical Maneuvering Exercise melatih kerja sama baik internal kapal dalam hal ini Tim anjungan, Tim komunikasi, Tim CIC (Combat Information Centre) dan Tim Pengawak Mesin Pendorongan maupun kerja sama dengan kapal counterpart. Kerja sama ini salah satunya dapat tercermin melalui manuver taktis yang cermat, akurat dan cepat yang akan sangat mendukung aksi-aksi dalam konteks peperanganlaut untuk meraih kecepatan dan akurasi yang merupakan hal yang esensialguna memperoleh momentum penyerangan tepat yang menentukan kemenangan dalam pertempuran laut, demikian dijelaskan oleh Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST.

Rangkaian kegiatan latihan selama KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander diakhiri dengan Latihan RASAP (Replenishment At Sea Approach) antara Frans Kaisiepo-368denganTCG Fatih F-242padatanggal09 Jan 2011 di Zone 1 Center AMO. Latihan RASAP ini melengkapi pelaksanaan latihan RASEX/UNREPyang telah dilaksanakan sebelumnya antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan BNS Osman F-18. Dalam latihan RASAP tersebut KRI Frans Kaisiepo-368 dan TCG Fatih F-242 secara bergantian melaksanakan approach maneuver sebagai receiving ship (kapal penerima) terhadap delivering ship (kapal pemberi). LO LT Jalal Douaihy (LAF Navy) yang menyaksikan langsung rangkaian kegiatan latihan selama on board di KRI Frans Kaisiepo-368 (MIO Commander) memberikan komentar positif : You have very good ship, very clean & smart, well managed and very good handling. The officers & crews is professional, reliable and always eager to have exercise … I wonder how do u guys train the crew“

Walaupun menghadapi tantangan cuaca musim dingin yang kurang bersahabat, seluruh rangkain kegiatan latihan selama KRI Frans Kaisiepo-368 dapat dilaksanakan dengan aman dan lancar berkat kerja sama dan koordinasi yang baik antara unsur-unsur MTF. Komandan KRI Frans Kaisiepo-368, TCG Fatih F-242 dan FGS Auerbach M-1093 memberikan apreasiasi yang positif atas keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan rangkaian kegiatan latihan. Melalui latihan tersebut profesionalisme dan performa yang ditunjukkan KRI Frans Kaisiepo-368 dalam kegiatan operasi MTF semakin memperkua tkepercayaan dunia internasional bahwa unsur TNI AL yang berpangkalan di Armada Timur ini pantas untuk disejajarkan dengan unsur NATO yang selama ini mendominasi kegiatan operasi Maritime Task Force/UNIFIL.

Sumber: Dispenal

Tejas Lakukan "Operational Clearance" Pertama





11 Januari 2011 -- (Berita HanKam): Jet tempur buatan India LCA Tejas terbang saat 'Initial Operational Clearance' sebelum dioperasikan AU India di bandara Hindustan Aeronautical Ltd. (HAL) di Bangalore, India, Senin (10/1). Operational Clearance diharapkan selesai dalam dua tahun. Tejas akan gantikan jet tua MiG-21. Menhan India AK Antony mengumumkan AL dan AU India akan operasikan 200 Tejas. AU India mengharapkan mempunyai 7 skuadron (140 pesawat) Tejas akhir dekade ini. (Foto: Getty Images/AP)

Monday, January 10, 2011

TLDB Terima 2 Kapal Perang Buatan Jerman

Kapal patroli kelas Darussalam. (Foto: Mindef)

9 Januari 2010 -- (Berita HanKam): Tentera Laut Diraja Brunei Darussalam (TLDB) segera menambah armada kapal perangnya setelah menerima secara resmi dua kapal perang kelas Darussalam di galangan kapal Lürssen Werft's Bremen, Jerman. Wakil Menteri Pertahanan Dato Paduka Hj Mustappa Hj Sirat mewakili pemerintah menerima kedua kapal.

Kapal patroli kelas Darussalam berukuran panjang 80 meter dan lebar 13 meter, ditenagai mesin diesel, mampu berlayar selama 21 hari serta dipersenjatai rudal permukaan-permukaan dan meriam.

Kapal akan gantikan kapal perang kelas Waspada yang telah dioperasikan AL Brunei 30 tahun.

Kapal perang diberi nama KDB Darussalam dan KDB Darulehsan dijadwalkan melakukan pelayaran perdana ke Brunei pada Maret 2011 dan tiba di Brunei Mei, bertepatan 50 tahun HUT AB Brunei Darussalam.

Kapal diawaki oleh perwira dan pelaut TLDB dalam pelayaran ke Brunei Darussalam.

Kapal ketiga diberi nama KDB Darulaman telah diluncurkan sehari penyerahan kedua kapal, dijadwalkan diserahkan Agustus 2011 setelah selesai diuji coba.

Pembelian kapal perang kelas Darussalam realisasi komitmen pemerintah meningkatkan kemampuan AB Brunei Darussalam, khususnya AL Brunei Darussalam dalam mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial yang disebutkan di Buku Putih Pertahanan 2004 dan diperbaharui 2007.

TLDB telah mengoperasikan empat kapal patroli cepat 41 meter kelas Ijtihad, dua kapal pada Maret 2010 dan dua lagi Agustus 2010. Keempat kapal dibangun di Lürssen Werft's Bremen juga.

Sumber: Mindef

Sunday, January 9, 2011

AL Korsel Gandakan Latihan Anti-Kapal Selam Tahun Ini

Kapal suplai AL Korsel ROKS Cheonji mengisi bahan bakar destroyer ROKS Choi Young saat latma Korsel-AS di Laut Timur, Korsel, 28 Juli 2010. (Foto: Reuters)

8 Januari 2011 -- (Berita Hankam): Angkatan Laut Korea Selatan akan meningkatkan jumlah latihan militer anti-kapal selam tahun ini untuk meningkatkan kesiapan tempur dalam menghadapi aksi sabotase militer baru oleh Korea Utara. “ Kami akan latihan peperangan anti-kapal selam dua kali lipat tahun ini dan latihan-latihan ini akan sangat dekat dengan kondisi pertempuran sesungguhnya,” ucap KASAL Korsel Laksamana Kim Sung-Chan, Jumat (7/1) kutip kantor berita Rusia Itar Tass.

Latihan maritim dengan Angkatan Laut Amerika Serikat akan ditingkatkan jumlahnya juga tahun ini.

KASAL mengatakan AL Korsel siap menambah pesawat anti-kapal selam guna mendeteksi manuver kapal selam AL Korut. “Sementara itu, kami sedang melatih para komandan angkatan laut dan pelaut untuk penyerangan balasan mematikan pada setiap provokasi dari musuh,“ ucap KASAL.

Sumber: Itar Tass