Saturday, February 7, 2009

PT. DI Miliki Lisensi Produksi Pesawat C212-400

C212-400

6 Februari 2009, Bandung -- Setelah melakukan kontrak kerjasama dengan EADS CASA, November 2006 lalu, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kini telah mengantongi lisensi sebagai produsen dan perakit pesawat C212-400 dengan dilengkapi seluruh fasilitas produksi yang didapat dari San Pablo

Direktur Utama PTDI Budi Santoso di Bandung, Jumat,menyatakan, untuk saat ini PTDI merupakan satu-satunya pemegang lisensi untuk memproduksi dan merakit C212-400 sehingga seluruh fasilitas produksi dari San Pablo, Spanyol telah terpasang di Bandung.

"Selain memproduksi PT DI juga diberi wewenang untuk memasarkan pesawat dalam versi transport untuk pasar Indonesia dan Asean serta militer," kata Budi.

Ia menjelaskan minat pembeli pesawat ini sangat banyak dan menjadi pasar potensial bagi PTDI bahkan indikasi ini tercermin dari adanya kebutuhan pesawat sejenis sebanyak 88 unit.

"Karena besarnya pasar maka dalam tujuh tahun kedepan kami memprediksi kebutuhan akan mencapai 155 pesawat," katanya.

"Pesawat jenis ini memiliki badan pesawat yang secara umum sama dengan C212-200 yang diproduksi kami sebelumnya," katanya.

Namun perbedaan dapat ditemukan pada hidung pesawat yang lebih panjang dan "wing tip" yang memungkinkan pesawat dapat lepas landas di landasan yang pendek.

Awal 2009 ini PTDI telah mendapatkan kontrak pengadaan dengan PT Airfast Indonesia sebanyak satu unit pesawat C212-400.

"Kami mengharapkan langkah PT Airfast Indonesia ini dapat diikuti oleh perusahaan lain," katanya. (Antara.co.id)

Danjen Kopassus Diskusi Ilmiah Bersama Wakil Rektor Universitas Katholik Parahyangan

5 Februari 2009, Jakarta -- Danjen Kopassus beserta staf melaksanakan diskusi ilmiah dengan wakil Rektor Universitas Khatolik Parahyangan untuk hubungan dan kerjasama. Diskusi ilmilah tersebut berlangsung pada 4 Pebruari 2009 di ruang rapat Danjen Kopassus.

Pada kesempatan ini Prof. Anak Agung Banyu Perwita, Ph.D. yang datang atas undangan dari Kopassus banyak memberikan masukan tentang kondisi keamanan Kopassus. Secara berkala Kopassus telah mengundang tokoh-tokoh akademisi dari berbagai Universitas dan beberapa pakar untuk memberikan pembekalan kepada perwira-perwira Kopassus tentang disiplin ilmu yang mereka miliki.

Dari pembekalan diskusi dan temu seperti ini diharapkan para perwira Kopassus dapat menambah dan mengembangkan wawasan serta pengetahuannya sebagai bekal dalam pelaksanaan tugasnya.

Tuntutan tugas saat ini mengharuskan prajurit Kopassus mampu beradaptasi dengan perkembangan situasi terkini, juga harus mampu untuk memanfaatkan IT agar lebih optimal dalam menyelesaikan tugasnya dengan berhasil guna. (kopassus.mil.id)

TNI akan Cek Klaim Filipina Terhadap Pulau Miangas


6 Februari 2009, Jakarta -- TNI menyatakan belum mengetahui pasti tentang tindakan Filipina yang memasukkan Pulau Miangas ke dalam peta wisata negara itu. TNI akan mengecek kebenaran berita itu dengan memastikan status Pulau Miangas dalam atlas Indonesia terbaru.

"Kita akan cek lagi di peta kita. Kita kan baru keluarkan atlas baru," ujar Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen kepada Media Indonesia di Jakarta, Jumat (6/2).

Jika berita itu benar, Sagom mengatakan yang menangani pertama kali adalah badan penanganan sengketa wilayah. Badan tersebut merupakan gabungan dari departemen-departemen yang terkait, misalnya Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, dan Departemen Dalam Negeri. Lembaga tersebut, menurut Sagom, merupakan pihak terdepan untuk berbicara secara bipartit untuk menyelesaikan masalah persengketaan. "TNI salah satu tugasnya adalah untuk menjaga pulau-pulau terluar. Tapi, kita tidak merasa kecolongan atas berita ini," sambungnya. (mediaindonesia.com)

Friday, February 6, 2009

DKP dan TNI Membangun Pos Penjagaan di Pulau Sebatik


Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dan TNI AL akan membangun pos penjagaan bersama di Sebatik, Kalimantan Timur, terkait dengan koordinasi pengamanan titik terawan di daerah terluar Indonesia.

"Kita memang telah melakukan pemetaan pos-pos penjagaan bersama di titik-titik rawan terluar wilayah perairan Indonesia. Dan DKP dan TNI AL akan membangun satu pos penjagaan bersama di Sebatik," kata Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan DKP, Aji Sularso, usai forum koordinasi pengamanan laut DKP, TNI AL, dan Polri di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, DKP, TNI AL, dan Polri saat ini sedang memperkuat koordinasi pengawasan di perairan Indonesia, dengan membuat pos-pos penjagaan di beberapa titik rawan terluar perairan nasional.

Titik-titik rawan tersebut diantaranya perairan Kalimantan Timur bagian Utara, perairan Laut Cina Selatan, perairan Sulawesi Utara bagian Utara. Untuk itu, beberapa pos penjagaan bersama akan ditempatkan di Sebatik-Kalimantan Timur, Ranai dan Tarempa-Kepulauan Riau, Talaud dan Sangie di Sulawesi Utara.

Ia menambahkan, DKP dan Polri juga melakukan koordinasi dengan melakukan pemanfaatan pelabuhan milik masing-masing instansi untuk pelaksanaan pengawasan tersebut.

Tahun 2009, Aji mengatakan, sebuah pos pengamanan bersama akan dibangun di salah satu kabupaten pemekaran di Sulawesi Utara. Sedangkan pergantian operasi pengawasan bersama akan dilakukan di Sangie oleh DKP dan Polri.

Sementara itu, terkait dengan pembuatan SOP bersama untuk ketiga instansi tersebut terkait penanganan "IUU Fishing", Aji mengatakan, semua telah selesai dan telah disepakati bersama sejak tahun 2008.

Standar prosedur tersebut, menurut dia, telah disepakati dalam bentuk SKB yang disepakati DKP, Polri, dan TNI AL. Dalam SOP tersebut diatur prosedur penangkapan kapal oleh PPNS DKP, TNI AL, dan Polri, penyerahan ke penyidik Polri, hingga pelimpahan perkara ke Kejaksaan.

Dalam konteks penyidikan, ia mengatakan, persamaan persepsi perlu dilakukan terkait Peraturan MA dimana perwira TNI AL lah yang berwenang melakukan penyidikan untuk setiap penangkapan kapal asing di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

"Jadi setiap penangkapan kapal di ZEE oleh PPNS DKP maupun Polri harus melimpahkan penyidikannya ke TNI AL," ujar Aji.

Dan hal terakhir yang perlu persamaan persepsi adalah setiap proses peradilan di Pengadilan Negeri (PN) harus diproses di tempat yang ada hakim Adhocnya. (dephan.go.id)

Militer Hanyalah Salah Satu Pilar Pertahanan Negara

5 Februari 2009, Jakarta -- Secara objektif kondisi pertahanan negara saat ini masih dipandang dalam aspek militer saja tetapi sesungguhnya militer hanyalah salah satu pilar pertahanan negara. Pertahanan negara itu sendiri adalah suatu sistem atau konsep yang dipilari oleh banyak komponen secara utuh atau holistic. Atas dasar pemahaman atau persepsi seperti itu maka minimum essential forces menjadi pemikiran bersama mengenai hal-hal yang akan dilakukan pada masa yang akan datang.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Strategi Pertahanan (Ditjen Strahan) Dephan Mayjen TNI Syarifudin Tippe, S.Ip, M.Si saat membuka sekaligus memberi paparan dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis), Kamis (5/2), di kantor Dephan, Jakarta. Rakornis ini dihadiri sekitar 80 peserta perwakilan dari Asisten Panglima TNI, Asisten Kepala Staf Angkatan, Pangdam VI/IX/XVII, Deputi/Dirjen Departemen terkait seperti Depkumham, Depdagri, Deplu, Diknas, Deppu, Polri, Bakosurtanal serta para Dirjen, Kabadan dan pejabat eselon II dilingkungan Dephan.

Rakornis yang merupakan penjabaran dari Rapat Pimpinan (Rapim) Dephan ini mengambil tema, “Melalui rapat Koordinasi Teknis Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Dephan RI Diharapkan Menjadi Sarana Sosialisasi, Sinkronisasi dan Harmonisasi Strategi Pertahanan, Agar Penyelenggaraan Pertahanan Negara Dapat Dikelola Secara Holistic oleh Segenap Komponen Pertahanan”.

Adapun maksud dari diselenggarakannya Rakornis ini adalah untuk memberi gambaran tentang mekanisme pelaksanaan kegiatan Rakornis Ditjen Strahan Dephan tahun 2009. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai agar dapat menjadi bahan masukan bagi pimpinan dan pedoman oleh pihak terkait dalam pelaksanaan Rakornis.

Dalam paparannya Dirjen Strahan menjelaskan tentang lingkup kebijakan strategi pertahanan negara yang merupakan bagian dari tugas Ditjen Strahan. Lingkup kebijakan tersebut adalah memonitoring kebijakan pertahanan negara pada tataran implementasi dari doktrin pertahanan negara, doktrin TNI dan doktrin angkatan serta melakukan pengelolaan perbatasan, separatisme, pengembangan SDM dan alustsista, industri pertahanan negara, peace keeping operation, kerja sama pertahanan dan penanganan bencana alam.

Kinerja dan implementasi dari doktrin antara lain latihan gabungan dan pengelolaan perbatasan seperti GBC Malindo (General Border Committee Malaysia Indonesia). Sedangkan profesionalisme, pemenuhan SDM dan industri pertahanan negara sampai saat ini masih berupa kesepakatan.

Ditambahkan Dirjen Strahan bahwa postur Pertahanan Negara tahun 2009 ini melanjutkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan merupakan akhir dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 yang akan menentukan perjalanan bangsa kedepan khususnya dalam aspek-aspek strategi pertahanan negara.

Secara teknis Rakornis yang terkait dengan tugas masing-masing komponen dan merupakan prioritas program Ditjen Strahan tahun 2009 adalah untuk mengkordinasikan analisis dan kajian separatisme dan terorisme, perbatasan, UU keamanan nasional, pengembangan SDM pertahanan dan kerja sama pertahanan sesuai dengan porsinya masing-masing.

Untuk itu melalui Rakornis ini diharapkan terjadi sosialisasi, sinkronisasi dan harmonisasi penyelenggaraan pertahanan negara secara holistic oleh segenap komponen khususnya bidang strategi pertahanan. (dmcindonesia.web.id)

KASAU Terima KASAU Singapura


6 Februari 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio menerima kunjungan kehormatan Chief of Air Force Republic of Singapura Air Force (RSAF) Mayor General NG. Chee Khern di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur. (5/2).

Kasau Marsekal TNI Subandrio yang didampingi Aspam Kasau Marsda TNI Hariyantoyo, S.IP, Asops Kasau Marsda TNI Pandji Utama Iskaq, S.IP, Aspers Kasau Marsda TNI Sudjadijono, SE dan Kadispenau Marsma TNI Chaerudin Ray, saling bertukar cindera mata.

Selanjutnya Kepala Staf Angkatan Udara Singapura Mayor General NG. Chee Khern yang didampingi Kasau Marsekal TNI Subandrio melanjutkan kunjungannya ke Mabes TNI yang diterima Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso. Kunjungan kehormatan Kasau RSAF Mayor General NG. Chee Khern adalah untuk menerima penganugrahan Bintang Kehormatan Swa Buana Paksa Utama. (tni-au.mil.id)

Yonif 643/Wanara Sakti dan TDM Patroli Bersama



5 Februari 2009, Sanggau -- Batalyon Infanteri 643/ Wanara Sakti di bawah pimpinan Letu Inf Winas Kurniawan beserta 7 anggotanya dan 3 anggota Tentara Diraja Malaysia pada tanggal 24 Januari 2009 melaksanakan patroli bersama di wilayah perbatasan Kec. Entikong Kab. Sanggau, dalam rangka pengecekan situasi, konsisi dan kedudukan patok batas negara.

Di minggu ke empat bulan Januari 2009 ini Tim Satgas Pamtas di bawah pimpinan Lettu Inf Winas Kurniawan mendapat sasaran tugas di wilayah sepanjang 2,5 km dengan medan perbukitan yang terjal, di sektor ini tidak ditemukan patok yang patah, rusak dan hilang, dalam arti seluruh patok-patok tersebut dalam keadaan dan kondisi baik tepat pada posisi koordinat sebagaimana terpaparkan dalam setiap lembar peta yang di bawa, untuk pengecekan lebih lanjut oleh Prajurit TNI maupun TDM di gunakan alat yang disebut GPS.

Lettu Inf Winas Kurniawan sebagai perwira muda selama dalam tugas patroli bersama, selalu menekankan kesiap-siagaan, kehati-hatian, ketelitian dan ketertiban, hal itu disampaikan pada saat akan meninggalkan Posko untuk menuju sasaran patroli, yang didahului dengan pembacaan doa menurut ajaran Agama dan keyakinan masing-masing.

kodam-tanjungpura.mil.id

Korut Diduga Tembakkan Rudal

6 Februari 2009, Seoul -- Korea Utara diduga menembakkan rudal-rudal jarak pendek hingga melintasi perbatasan laut yang masih disengketakan dengan Korea Selatan, ungkap media Korsel, Jum'at.

Para pejabat Seoul meyakini hal tersebut sebagai provokasi negara komunis tersebut, tulis suratkabar Chosun Ilbo dan kantor berita Yonhap.

Korea Utara pekan lalu mengumumkan telah membatalkan semua perjanjian perdamaian dengan Korea Selatan, termasuk satu perjanjian mengenai garis batas Laut Kuning.

Media resmi telah berulangkali memperingatkan kemungkinan terjadinya pertempuran bersenjata.

Pyongyang baru-baru ini juga menyiapkan peluncuran uji-coba rudal jarak jauh, kata para pejabat AS dan Korea Selatan pada pekan ini.

"Pyongyang mungkin menggunakan logika bahwa pamflet-pamflet dari Korea Selatan sama saja dengan penembakan rudal-rudal Korea Utara ke Korea Selatan," kata Chosun mengutip seorang pejabat yang tak diketahui jatidirinya.

Para aktivis Korsel secara berkala menggunakan balon-balon untuk menyebarkan pamflet-pamflet ke seluruh perbatasan, dan hal itu dikecam keras oleh rezim Korea Utara.

Chosun mengutip seorang petugas intelijen yang tak diketahui namanya, mengatakan bahwa Korea Utara tidak mungkin melakukan provokasi pertempuran angkatan laut, karena angkatan laut Korea Selatan lebih baik persenjataannya.

Yonhap mengatakan, persiapan-persiapan untuk peluncuran rudal jarak jauh itu tampak jelas di kamera-kamera TV setelit, yang ditujukan untuk mengalihkan perhatian atas peluncuran-peluncuran yang direncanakan melintasi perbatasan laut tersebut.

"Kami melakukan pemantauan secara intensif di pantai barat, karena kami percaya bahwa tempat Korea Utara akan menembakkan rudal-rudal jarak pendeknya adalah langkah yang mengejutkan," kata seorang pejabat pertahanan kepada kantor berita itu dengan syarat tak disebutkan jatidirinya.

antara.co.id

Letkol Pnb. Jatmiko Adi Komandan Skadud 5


6 Februari 2009, Makassar -- Serah terima jabatan Komandan Skadron Udara 5 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin dilaksanakan (6/2), secara hikmat dengan upacara militer di Apron Galaktika Lanud Sultan Hasanuddin. Upacara dipimpin oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia, dan dihadiri oleh seluruh Pejabat Lanud serta undangan dari TNI AD, TNI AL dan Polri.

Letkol Pnb Jatmiko Adi alumni AAU 1992 diberi amanah dan kepercayaan oleh Pimpinan TNI AU untuk mengawaki sebagai Komandan Skadud 5 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin, menggantikan Letkol Pnb Danet Hendriyanto alumni AAU 1991 yang selanjutnya menempati jabatan baru sebagai Kasibin Lambang Lambangja Koopsau II Makassar.

Pada kesempatan yang sama, Komandan Lanud Sultan Hasanuddin dalam sambutannya mengatakan “Pergantian Pejabat diharapkan dapat membawa suasana yang segar serta dapat menumbuh kembangkan gagasan atau ide – ide baru, sehingga organisasi akan lebih hidup dan dinamis dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AU. “

Boeing 737 Surveiller, Skadron Udara 5 (Foto: tni-au.mil.id)

Pada akhir sambutan, Beliau mengucapkan terima kasih kepada Letkol Pnb Danet Hendriyanto atas kepemimpinan dan pengabdiannya sebagai Komandan Skadron Udara 5 yang telah melaksankan tugas dengan baik, sehingga dapat dijadikan bekal untuk pengabdian di masa yang datang.
Selanjutnya, Beliau juga mengucapkan selamat kepada Letkol Pnb Jatmiko Adi atas kepercayaan yang diberikan Pimpinan TNI AU sebagai Komandan Skadron Udara 5. Oleh karenanya harus memiliki pandangan jauh ke depan dan mempersiapkan langkah – langkah yang tepat untuk menghadapi pelaksanaan tugas di masa mendatang yang lebih baik.

tni-au.mil.id

Pamen AAL Latihan Menembak


6 Februari 2009, Surabaya -- Seorang perwira menengah di Akademi TNI AL (AAL) sedang membidikkan pistolnya pada latihan menembak pistol berbagai jenis di lapangan tembak Krida Braja AAL, Surabaya, Jumat. Sekitar 50 perwira menengah yang merupakan pejabat teras AAL mengikuti latihan itu. (antarajatim.com)

Panglima Kolinlamil Tinjau Satlinlamil Surabaya

6 Februari 2009, Surabaya -- Panglima Komando Lintas Laut Militer Laksmana Muda TNI Bambang Supeno meninjau kesiapan unsur KRI di jajaran pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya dalam menyongsong tugas-tugas angkutan laut militer TA 2009, Rabu (4/2).

Dalam Kunjungan tersebut Pangkolinlamil Laksda TNI Bambang Supeno diterima oleh Komandan Satuan Lintas Laut Militer Kolonel Laut (P) Wuspo Lukito didampingi para komandan KRI di Markas Komando Satuan Lintas Laut MIliter (Satlinlamil) Surabaya.

Dalam kegiatan kunjungan tersebut dilaksanakan kegiatan pengarahan kepada para komandan KRI dan perwira Staf Satlinlamil Surabaya dalam rangka penyampaian secara garis besar kebijakan hasil Rapim TNI dan TNI AL belum lama ini di Jakarta, dan perlu diketahui dan disosialisasikan kepada Komandan Satuan,komadan KRI dan seluruh perwira staf untuk diteruskan kepada anak buah dalam rangka melaksanakan tugas pokok yang harus dilaksanakan tahun anggaran 2009.

Pangkolinlamil Laksda TNI Bambang Supeno menyampaikan pokok-pokok kebijakan panglima TNI tahun 2009 yang tertuang dalam "Panca Tunggal Kebijakan Panglima TNI" meliputi kebijakan pembinaan TNI, kebijakan penggunaan kekuatan, kebijakan bidang kesejahteraan personel, kebijakan bidang ferormasi internal TNI dan kebijakan tertib administrasi.

Lebih lanjut pangkolinlamil menyampaikan untuk tahun anggran 2009 tetap memprioritaskan kesiapsiagaan satuan operasional dalam melaksanakan tugas sesuai dengan amanah undang-undang dan mendukung pemeritah dalam rangka mengamankan serta mensukseskan pemilu 2009

Satuan Lintas laut Militer (Satlinlamil) Surabaya merupakan salah satu komando pelaksanan pembinaan dari Komando Lintas laut Militer, dan memiliki beberapa unsur jenis landing Ship Tank (LST) diantaranya KRI Teluk Ratai-509, KRI Teluk Saleh-510,KRI Teluk Bone -511. Sedangkan jenis Frosh KRI Teluk Lampung-540, KRI Teluk Parigi-539.

Satlinlamil Surabaya sebagai Komando pelaksana pembinaan mempunyai tugas pokok untuk menyiapkan unsur-unsur KRI jajaran Satlinlamil Surabaya dalam rangka mendukung tugas tugas Komando Lintas laut militer dalam mengemban fungsi strategis yaitu sebagai Pembina tunggal sisitem angkutan laut militer dan Pembina potensi angkutan laut nasional. Tugas-tugas yang dihadapi untuk tahun anggaran 2009 ke depan diantaranya untuk mendukung pengamanan pulau-pulau terluar dan pergeseran pasukan serta angkutan peralatan strategis lainnya dalam pengamanan terbatas di wilayah timur seperti Kalimantan, NTT, Maluku dan tugas-tugas lainnya. (tnial.mil.id)

Rudal Iran Mampu Jangkau Seluruh Dunia, Kata Pejabat Rusia

6 Februari 2009, Moscow -- Keberhasilan Iran meluncurkan sebuah satelit dengan teknologinya sendiri memperlihatkan bahwa rudal negara itu "mampu mencapai segala titik di dunia", seorang pejabat senior sektor antariksa Rusia menyatakan, Kamis.


""Saya angkat topi kepada para ilmuwan Iran", ujar Vitali Lapota, manajer perusahaan konstruksi antariksa RKK Energuia, sebagaimana dikutip AFP dari kantor berita Interfax.

Mereka telah memperlihatkan rudal-rudal mereka dapat menjangkau segala titik di dunia".

Peluncuran Iran, Senin, atas satelit Omid (Harapan) dengan roket buatan dalam negeri Safir-2 merupakan lonceng peringatan pada negara-negara Barat, karena implikasi dari jangkauan rudal balistiknya.

Beberapa pakar AS mengkhawatirkan Iran akhirnya dapat melengkapi rudal-rudal balistiknya dengan hulu ledak nuklir yang mampu menghantam Eropa atau AS.

Peluncuran Senin berlangsung pada saat ketika Iran tak menghiraukan tuntutan berulangkali Dewan Keamanan PBB agar negara itu membekukan kegiatan pengayaan uraniumnya.

antara.co.id


Pasukan PBB Diharapkan Tingkatkan Citra Indonesia


06 Pebruari 2009, Surabaya -- Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayjen TNI Supiadin A.S. berharap, pengiriman anggota TNI sebagai pasukan perdamaian PBB ke daerah konflik diharapkan dapat meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional.

"Dengan pengiriman pasukan PBB ini diharapkan pengakuan dunia internasional terhadap negara Indonesia semakin besar dan citra Indonesia semakin baik," katanya pada penutupan latihan penyiapan Satgas Kontingen Garud XXVIII-A di Koarmatim, Surabaya, Jumat.

Karena itu, ia mengingatkan agar keberhasilan yang dicapai oleh kontingen Garuda yang sudah bertugas di Lebanon maupun yang saat ini sedang bertugas, dapat menjadi tolok ukur pencapaian keberhasilan tugas di lapangan.

Ia mengemukakan, Satgas "Maritime Task Force" (MTF) TNI yang akan berangkat ke Lebanon dengan menggunakan KRI Diponegoro pertengahan Februari 2009 itu merupakan bukti kepercayaan PBB kepada TNI. Indonesia diberi kepercayaan karena prestasi pasukan yang telah bertugas sebelumnya.

"Saya berharap seluruh prajurit yang terlibat dalam satgas ini agar dapat menunjukkan prestasi, dedikasi dan profesionalisme yang lebih baik dalam menjalankan segala tugas yang dibebankan oleh PBB," ujarnya.

Pada latihan penyiapan yang berlangsung sekitar satu bulan di Koarmatim, pasukan pilihan dari TNI AL itu menerima pembekalan mengenai tugas yang akan dihadapi di luar negeri.

Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful menambahkan, Satgas MTF TNI memiliki tugas pokok melaksanakan pengawasan dan pencegahan terhadap upaya penyelundupan senjata atau material yang ada hubungannya dengan senjata.

"Sebagai pasukan perdamaian, Satgas MTF TNI bekerja berdasarkan pola operasi sesuai standar PBB dan harus memperhatikan budaya lokal. Hal itu akan membantu untuk mengedepankan sikap tidak memihak pada salah satu kelompok dari pihak-pihak yang bertikai," ujarnya.

Penutupan itu dihadiri Pangarmatim, Laksda TNI lili Supramono, Wakil Komandan Kobangdikal, Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman, Wagub Akademi TNI AL (AAL), Brigjen TNI (Mar) Sumantri serta pejabat TNI AL lainnya.

Keterangan Foto: Asops Panglima TNI, Mayjen TNI Supiadi AS menyalami salah seorang perwira TNI AL yang akan bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB. (antarajatim.com)

Hanya Perwira Pilihan Yang Bertugas di AAL

Akademi Angkatan Laut Bumimoro, Surabaya (Foto: surabaya.go.id)

6 Februari 2009, Surabaya -- Sebagai wadah dan pusat pembentukan calon perwira pemimpin TNI AL masa depan, AAL saat ini dituntut untuk dapat menghasilkan para lulusan perwira yang mampu memimpin organisasi TNI AL mulai dari tingkat satuan sampai tingkat komando atas. Perwira lulusan Akademi Angkatan Laut dituntut untuk selalu peka, waspada dan dewasa dalam menyikapi berbagai dinamika perkembangan dan kemajuan lingkungan strategis yang semakin komplek di abad 21 sehingga tidaklah berlebihan bahwa yang bertugas di AAL adalah para personel pilihan dan terbaik yang diharapkan mampu berperan sebagai Agent Of Change. Demikian dikatakan Gubernur AAL Laksda TNI Moch Jurianto SE,.pada upacara serah terima jabatan Kepala Departemen Suplay dari Kolonel Laut (S) Ignatius Agung Sutoyo kepada pejabat baru Kolonel Laut (S) Sapto Adi di gedung Dewakang AAL Bumimoro, Surabaya, Kamis (5/2).

Selanjutnya Perwira kelahiran Surabaya ini menegaskan bahwa pergantian jabatan yang dilaksanakan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan pada dasarnya merupakan tuntutan organisasi. Di dalamnya terkandung makna bersifat strategis yaitu peremajaan dan kaderisasi kepemimpinan. Sebagai aktualisasi dari transformasi TNI yang terjadi dengan adanya penambahan alut sista baru akan memberikan konsekuensi tuntutan profesionalisme prajurit pengawak organisasi khususnya perwira. Untuk menyikapi hal tersebut, diperlukan kesamaan dan kesatuan pola pikir, pola sikap dan pola tindak bagi kita semua.

Kolonel Laut (S) Ignatius Agung Sutoyo selanjutnya menjabat sebagai Kepala Depo Pusat Perbekalan Wilayah Barat (Kadopusbekbar) sedangkan pejabat baru Kolonel Laut (S) Sapto Adi sebelumnya berdinas di Dinas Perbekalan TNI AL (Disbekal) Mabesal. Pada hakikatnya tugas bagi setiap perwira adalah segala-galanya, karena tugas itu adalah amanah, kehormatan, kebanggaan sekaligus harga diri. “Tugas merupakan amanah, kepercayaan, dan sekaligus kehormatan yang diberikan oleh TNI, bangsa, dan negara untuk dilaksanakan dengan seksama serta penuh rasa tanggung jawab,” tambah Gubernur AAL.(tni.mil.id)

Thursday, February 5, 2009

Pangarmatim Tutup Latihan Kopaska dengan US Navy Seal

4 Februari 2009, Surabaya -- Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim), Laksda TNI Lili Supramono di Surabaya, Rabu menutup latihan bersama antara Komando Pasukan Katak (Kopaska) dengan pasukan katak AL AS (US Navy Seal).

Pangarmatim dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk mengantisipasi situasi dan kondisi ke depan yang memiliki kerawanan tinggi, seperti ancaman teroris dan masalah keamanan di dalam negeri diperlukan pola pengamanan yang tepat.

Berkaitan dengan itu, latihan bersama Kopaska TNI AL dengan 'US Navy Seal' ini diharapkan dapat berdampak positif bagi profesionalisme prajurit TNI AL dalam pengamanan wilayah maritim," kata laksamana berbintang dua itu.

Ia mengemukakan, latihan bersama itu merupakan bentuk kerjasama Pemerintah RI dengan Amerika Serikat, khususnya di bidang kemiliteran.

Karena itu, ia berharap, agar latihan ini dapat terlaksana secara terprogram, terus-menerus dan berjenjang, disertai dengan peningkatan kualitas materi dari waktu ke waktu. Latihan itu harus dilakukan dengan prinsip saling menghormati dan menguntungkan kedua negara.

"Di sisi lain, latihan dengan negara sahabat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan prajurit, menyangkut teknik dan taktik, baik perorangan maupun tim, sehingga terbentuk jiwa prajurit yang benar-benar profesional," katanya.

Menurut dia, dengan memiliki prajurit yang profesional dan peralatan tempur yang canggih, maka tugas TNI AL dalam menjaga kewibawaan dan kedaulatan serta integritas NKRI, khususnya di laut dapat dilaksanakan dengan baik.

Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful menambahkan, pada latihan ini, Kopaskan TNI AL mengerahkan empat tim atau 28 personel, sedangkan dari "US Navy Seal" menyertakan 15 personelnya.

"Selain sniper, mereka juga berlatih peperangan di ruang tertutup, perang hutan, bertahan hidup di hutan dan lainnya," katanya.

Selain personel, latihan "Flash Iron 09-01" selama satu bulan itu juga melibatkan satu kapal perang, satu helikopter, dua "Sea Rider" serta lima perahu karet. Latihan dilaksanakan di Markas Koarmatim, Selat Madura, Pantai Banongan, Situbondo serta Selogiri, Banyuwangi. (anatarajatim.com)

AL India Menambah Armada Frigatnya


5 Februari 2009, Moskow -- Rusia membangun lagi 3 kapal frigat Project 11356 kelas Krivak IV untuk AL India di galangan kapal Yantar sesuai kontrak yang ditandatanggani Juli 2006 senilai $1,6 Milyar.

Ketiga kapal tersebut tersebut akan dilengkapi dengan 8 rudal supersonik anti kapal BrahMos, berbobot mati 4000 metrik ton, kecepatan jelajah 30 knot dan akan dikirimkan seluruhnya tahun 2011 – 2012.

Kapal ini mampu melakukan misi pencarian dan penghancuran kapal penjelajah berukuran besar dan kapal selam. Diklaim mempunyai kemampuan tembak tiada duanya di dunia dalam kelasnya.

Delegasi militer India dipimpin Admiral Raman P. Suthan telah mengunjungi galangan kapal Yantar Oktober 2008. Merasa puas atas tahapan dan kualitas konstruksi.

Sebelumnya Rusia telah menyerahkan 3 kapal frigate kelas Krivak - INS Talwar, INS Trishul dan INS Tabar di tahun 2004 dimana sistem rudal anti kapal yang dipasang Club-N/354TE.

Ria Novosti/@beritahankam

Dispers, Dirjian, Danpom Kodikau Diserahterimakan


5 Februari 2009, Jakarta -- "Dalam organisasi TNI AU pergantian pejabat dilingkungan Kodikau adalah hal yang biasa dan wajar karena tuntutan organisasi yang bergerak dinamis dan merupakan pembinaan karier personel TNI Angkatan Udara", demikian sambutan Dankodikau pada acara Sertijab Dirpers, Dirjian dan Danpom Kodikau yang diserahterimakan hari ini Kamis (5/2) di lobby Makodikau.

Lebih lanjut Dankodikau menekankan bahwa pergantian pejabat baru diharapkan memberikan suasana baru dan inovatif kearah yang lebih baik untuk menentukan kualitas hasil didik agar memperoleh personel TNI AU yang mempunyai SDM berkualitas dan professional.

Direktur Personel Kodikau diserahterimakan dari Kolonel Pnb Yuli Antono kepada Kolonel Nav Subarno, selanjutnya Kolonel PNB Yuli Antono menjabat sebagai Dirmin AAU, Direktur Pengkajian Kodikau diserahterimakan dari Kolonel Pnb Herry Irsal kepada Kolonel PNB Dedy Nitakomara, diserahterimakan juga Komandan Polisi Militer Kodikau dari Letkol Pom Danang Sulistiyanto kepada Mayor Pom Pipik Krispiarto. Selanjutnya Kolonel Pnb Herry Irsal menjabat sebagai Danlanud Adisoemarmo sedangkan Letkol Danang Sulistiyanto menjabat sebagai Pamen Puspomau

Acara berlangsung dengan sederhana dan hikmat. Hadir dalam acara tersebut Wadankodikau Marsekal Pertama TNI L.Tony Susanto, para pejabat Kodikau serta perwakilan perwira anggota Makodikau.

tni-au.mil.id

Letkol CZI Budi H. Jabat Komandan Intel Kodam V/Brawijaya


5 Februari 2009, Surabaya -- Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Soewarno, S.IP M.Sc, Rabu (4/2) melantik Letnan Kolonel Czi Budi Hariswanto sebagai Komandan Intelijen Kodam V/Brawijaya, menggantikan Letnan Kolonel Infanteri Mulyono.

Letkol Inf Mulyono selanjutnya akan menduduki jabatan barunya sebagai Kepala Tim Guru Militer Rindam V/Brawijaya, sedangkan Komandan Intel Kodam V/Brawijaya yang baru Letkol Czi Budi Hariswanto sebelumnya menjabat sebagai Kasi Intel Korem 081/Dhirotsaha Jaya Madiun.

Pangdam V/Brawijaya dalam amanatnya mengatakan, sebagai mata dan telinga bagi Komando Atas prajurit intelijen diharapkan benar-benar mampu melaksanakan fungsinya secara akurat, aktual dan faktual. Mampu mencegah timbulnya korban dan kerugian personel dan materiil serta bocornya berita maupun dokumen yang berkualifikasi rahasia kepada pihak yang tidak berhak.

Karena keberadaan aparat intelijen memegang posisi yang penting dan menentukan dalam mendukung keberhasilan tugas pokok Komando, maka perlu penyempurnaan mekanisme dan prosedur arus intelijen agar diperoleh kekenyalan, kecepatan, ketepatan dan keamanan, sehingga tidak terdadak oleh berita karena keterlambatan laporan unsur intelijen. Tugas-tugas sebagai mata dan telinga Komando baik dalam rangka pengamanan maupun dalam rangka tugas penggalangan di lapangan menjadi acuan dasar bagi pengambilan keputusan unsur pimpinan.

Oleh karena itu, keakuratan data dan informasi yang harus disajikan kepada pimpinan menjadi unsur yang sama sekali tidak boleh diabaikan. Dengan posisi seperti itu, maka peningkatan kualitas SDM prajurit intelijen tersebut menjadi sangat penting.

Peningkatan kualitas SDM Intelijen itu, juga diperlukan untuk menjawab segala kritikan bahkan hujatan yang ditujukan kepada institusi TNI termasuk institusi intelijen TNI, karena oleh masyarakat dipandang tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam mendeteksi berbagai gejolak sosial dan kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah negeri ini.

Aparat intelijen dinilai juga seringkali terlambat dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada pimpinan. Bahkan tidak jarang pula dirasakan kalah cepat dengan media massa dalam mendapatkan informasi yang aktual dan penting untuk dilaporkan kepada Komando.

”Semua itu merupakan tantangan tersendiri bagi Dandeninteldam V/Brawijaya yang baru untuk membuktikan bahwa aparat intelijen kita ini benar-benar profesional dan berdaya dukung positif bagi tugas-tugas pokok Komando. Oleh karena itu satuan intelijen Kodam ini harus ditata dan dipersiapkan sedemikian rupa guna menghadapi kualitas tantangan tugas ke depan yang sudah pasti jauh lebih kompleks,” demikian tegasnya. (tni.mil.id)

Konga XXXVI-A Sambut Wakil Komandan FHQSU


5 Februari 2009, Lebanon -- Komandan Kontingen Garuda XXVI-A Kolonel (Mar) Saud Tambatua yang menjabat sebagai Komandan Force Headquarters Support Unit (FHQSU) UNIFIL bersama anggota menyambut kedatangan Wakil Komandan FHQSU yang baru Letnan Kolonel Porciello, Rabu (4/2) di Sudirman Camp UNIFIL HQ Lebanon. Dalam organisasi FHQSU, Letkol Porciello yang berasal dari Italy menggantikan Wakil Komandan FHQSU yang lama Letkol Carlo Morelli yang telah berakhir masa tugasnya di UNIFIL.

Dalam sambutannya Kolonel (Mar) Saud Tambatua mengatakan, kita telah bekerja bersama-sama kurang lebih selama tiga bulan dengan Letkol Carlo Morelli dan selama perjalanan tersebut adalah saat-saat awal bagi kita untuk menjalin suatu bentuk kerjasama yang solid, berkoordinasi dan berkomunikasi yang baik termasuk juga menjaga hubungan antar dua negara.

“Oleh karena itu, pada kesempatan ini perlu saya sampaikan kepada seluruh prajurit bahwa dalam FHQSU ini kita bersama kontingen Italy adalah satu. Kepada Letkol Carlo Morelli saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya dan juga tentunya kami mendoakan supaya Letkol Carlo Morelli bisa segera bertemu keluarga, salam hormat untuk keluarga dan semoga mendapatkan karir yang terbaik di satuannya”, tambahnya.

Komandan Konga XXVI-A juga mengucapkan selamat datang kepada Deputy FHQSU yang baru Letnan Kolonel Porciello. “Kami semua sangat bangga dan senang menerima kehadiran Letnan Kolonel Porciello. Kami berharap untuk Letnan Kolonel Porciello agar tidak ragu-ragu terhadap kami karena kita adalah satu. Semoga kerjasama kita akan lebih memberikan warna yang positif dalam misi UNIFIL ini”, lanjut Dansatgas Konga XXVI-A.

Sementara itu, Letkol Carlo Morelli dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kerjasama selama ini, meskipun singkat namun sangat berkesan dan berharap bisa bertemu lagi dalam misi yang akan datang. (tni-ad.mil.id)

Serah Terima Jabatan Komandan Batalyon Artileri Medan-4/105 GS Kodam III/Siliwangi

5 Februari 2009, Cimahi -- Pangdam III/Siliwangi menegaskan, serah terima jabatan Komandan Batalyon Artileri Medan-4/105 GS Kodam III Siliwangi merupakan sistem dalam rangka penyegaran dan pembinaan organisasi. Secara kelembagaan alih tugas jabatan dilakukan agar kinerja organisasi lebih dinamis dan proaktif dalam menghadapi tantangan tugas satuan ke depan.

Dalam rangka menghadapi tugas dan tantangan ke depan yang relatif sulit diprediksi, menuntut kesiapsiagaan satuan, oleh karena itu Yon Armed-4/105 GS harus selalu dalam kondisi siap operasional. Kondisi kesiapan operasional satuan itu harus mencakup kesiapan personel, alat peralatan dan persenjataannya serta sistem yang mendukung pelaksanaan tugas di bidang masing-masing.

Demikian ditegaskan Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal TNI Rasyid Qurnuen Aquary pada acara Serah Terima jabatan Komandan Batalyon Artileri Medan-4/105 GS Kodam III/ Siliwangi dari Letkol Arm. Jauhari A. Suraji, S.Ip, S.Sos kepada Letkol Arm. Edi Yusnandar, Sap., bertempat di Lapangan Upacara Yon Armed-4/105 GS Cimahi, kemudian dilanjutkan Serah Terima Jabatan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXXIX Yon Armed-4/105 GS dan Yayasan Kartika Jaya Siliwangi Pelaksana Harian Cabang XXXIX Yon Armed-4/105 GS Pengurus Pusat dari Ny. Indriani Jauhari Agus S kepada Ny. Leny Edi Yusnandar, Rabu (4/2).

Lebih jauh Pangdam mengatakan, dalam konteks kesiapan personel, setiap prajurit Artileri harus benar-benar menguasai kemampuan teknis dasar Artileri sebagai landasan untuk mengembangkan kemampuan operasional. Selain itu, prajurit Artileri yang profesional harus senantiasa tanggap terhadap perkembangan teknologi sistem persenjataan dan mengembangkan wawasannya dalam berbagai aspek, terutama kemampuan senjata Artileri yang mutahir.

Berkaitan dengan kesiapan alat peralatan dan sistem senjata yang nyata kita miliki saat ini, setiap prajurit harus selalu melakukan perawatan dan pemeliharaan secara cermat, sehingga peralatan yang dipertanggungjawabkan sekalipun relatif sudah tua, dapat berfungsi secara optimal. “Menyadari bahwa peran sumber daya prajurit merupakan kunci penentu dalam setiap pelaksanaan tugas Satuan, maka budaya belajar dan berlatih yang mengarah pada profesionalisme keprajuritan dan pemantapan jiwa juang serta semangat kebangsaan harus senantiasa ditingkatkan,” tegas Pangdam.

Lebih lanjut Pangdam mengatakan bahwa semangat kebangsaan bagi seorang prajurit sangat penting dan kita harus memiliki tekad yang kuat untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa. Prajurit tidak boleh ragu-ragu untuk berbuat dan bertindak dalam melaksanakan tugas negara karena kita hanya berorientasi kepada kepentingan nasional, dan selalu bergerak dalam koridor konstitusi, hukum dan keputusan politik negara.

“Dalam menghadapi tantangan tugas ke depan diperlukan adanya kepedulian yang tinggi dari semua unsur komandan dalam berbagai strata terhadap pembinaan anggota dan satuannya. Para unsur komandan harus menjadi teladan nyata bagi anggotanya dalam meningkatkan profesionalisme keprajuritan dengan mengedepankan moralitas kehidupan yang sesuai dengan norma yang berlaku serta dilandasi sikap hidup :”satu keteladanan lebih baik dari seribu ucapan”. Ini artinya untuk membentuk prajurit profesional dan bermoral harus dimulai dari unsur pimpinannya,” harap Pangdam.

Diakhir amanatnya Pangdam mengatakan, terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2009 untuk memilih anggota Legislatif tingkat Pusat dan Daerah serta Pemilihan Presiden/Wakil Presiden, Pangdam sekali lagi menegaskan kembali kepada segenap keluarga besar Kodam III/Siliwangi, khususnya bagi warga Yonarmed-4 agar benar-benar bersikap dan bertindak netral tidak memihak kepada Parpol atau Tokoh Politik tertentu. Komando tidak akan mentolerir setiap pelanggaran Netralitas TNI yang dilakukan prajurit dan PNS TNI dalam Pemilu tahun 2009 tersebut.

Hadir pada acara tersebut diantaranya Bupati Kabupaten Bandung Barat H. Abubakar, Walikota Cimahi H.M. Itoc Tochija, Danpusen Arhanud, Danpusen Armed, dan unsur Muspida Kabupaten Bandung Barat dan Cimahi serta para pejabat Kodam III/Siliwangi. (tni.mil.id)

Latihan Rutin Kamhanlan Lanud Ranai


5 Februari 2009, Natuna -- Lanud Ranai melaksanakan Program Kerja Kamhanlan persemester bulan pertama tahun 2009 dengan melaksanakan Latihan Rutin Kamhamlan di sekitar wilayah Lanud Ranai . Latihan dibuka pada hari Rabu tanggal 4 Februari 2009 pukul 7.00 Wib oleh Komandan Lanud Ranai Letkol Pnb Bambang Somantri di lapangan paskhas Lanud Ranai yang diikuti oleh seluruh Anggota Lanud Ranai.

Latihan ini dimaksudkan selain untuk melatih Prajurit TNI AU Lanud Ranai agar tetap siap dan siaga untuk mengamankan dan mempertahankan wilayah Lanud Ranai baik di masa damai atau perang juga sebagai upaya agar seluruh anggota Lanud Ranai mengetahui secara dekat batas batas wilayah Lanud Ranai. (tni-au.mil.id)

TNI Intensifkan Pengamanan Nipah

5 Februari 2009, Jakarta -- TNI mengintensifkan pengamanan Pulau Nipah. Selain personel, kapal menindak juga akan ditempatkan di salah satu pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Singapura itu. "Saat ini sudah ada pos TNI AL yang diisi satu pleton prajurit marinir," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Jakarta, Rabu (4/2), mengomentari diselesaikannya perjanjian perbatasan kedua negara.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma Iskandar Sitompul menjelaskan, kini masih dibangun sarana dan prasana pendukung pengamanan. Dermaga pun masih dalam proses perbaikan. "Dermaga lama masih memakai kayu," katanya.

Saat infratruktur siap, matra laut berjanji akan menempatkan kapal patroli dan sea rider sebagai senjata penindak kegiatan ilegal yang terjadi di sana. "Kejahatan di perbatasan cenderung lebih banyak dibanding lokasi lain," kata Iskandar. Penambahkan prajurit, kata dia, juga akan ditingkatkan seiring dengan kebutuhan operasional.

Menurutnya, kesepakatan perjanjian batas laut bagian barat yang terletak di bagian utara Pulau Nipah antara Indonesia dan Singapura memudahkan TNI AL melakukan pengawasan. "Karena jelas batas-batasnya," kata lulusan Akademi Angkatan Laut 1980 itu.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan, penandatangan kesepakatan dilakukan Februari ini. Keputusan bersama batas laut teritorial bagian barat itu dicapai melalui perundingan yang sangat intens dalam tiga tahun terakhir.

Dengan kesepahaman ini, bagian batas wilayah yang masih bermasalah antara kedua negara tinggal sebelah timur (utara Pulau Bintan), dengan panjang wilayah sekitar lima mil laut.

Menurut Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Supiadin, Pos TNI AL di Pulau Nipah mulai operasional akhir tahun lalu. Pelaksanaan pengamanan satu pleton yang menjaga pulau tersebut dikendalikan Pangkalan TNI AL (Lanal) Batam. Keberadaan pos di pulau itu diharapkan dapat mengoptimalkan pengamanan di sana.

"Apalagi Nipah merupakan pulau titik dasar pengukuran batas wilayah perbatasan Indonesia dengan Singapura," kata mantan Pangdam Iskandar Muda itu. Pulau Nipah sempat tergerus akibat penambangan pasir pantai untuk dijual ke Singapura. Aktivitas penambangan yang tidak memerhatikan kelestarian lingkungan ini menyebabkan Pulau Nipah terancam hilang tenggelam.

Beberapa tahun lalu, pemerintah memutuskan melakukan reklamasi di pulau itu. Alasannya, hilangnya Nipah dan bertambahnya garis pantai Singapura berpotensi menimbulkan konflik perbatasan.

Pulau Nipah hanya seluas 1,2 hektar, setelah selesai direklamasi luas pulau ini menjadi 60 hektar. (jurnalnasional.com/beritahankam.blogspot.com)

Serah Terima Jabatan Komandan Skuadron 32


5 Februari 2009, Malang -- Netralitas TNI berarti TNI bersikap netral, tidak memihak, tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik praktis. Netralitas TNI merupakan keputusan final dan harga mati, demi persatuan dan kesatuan serta keutuhan dan integritas bangsa dan NKRI. Demikian sambutan Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Ida Bagus Anom M., S.E. dalam Sertijab Komandan Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh dari Letkol Pnb. Dedy Ghazi Elsyaf M.Si. kepada Letkol Pnb. Yani Ajat HS bertempat di Taxy Way Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh (4/2). Dihadiri para pejabat Lanud Abd Saleh beserta jajarannya, pejabat sipil dan militer se-Malang Raya.

Selanjutnya dikatakan Netralitas TNI diimplementasikan, dengan tidak menggunakan hak politik atau hak memilih, aktif turut serta mengamanakan dan mensukseskan pemilu2009, tidak memihak atau mendukung pihak tertentu, tidak melibatkan personel, institusi dan fasilitas TNI sementara PNS suami/istri/anak prajurit TNI diberikan kebebasan untuk menentukan pilihannya. Netralitas TNI ini diperlukan untuk mempertahankan soliditas satuan dan membangun profesionalisme prajurit TNI Angkatan Udara khususnya dan TNI pada umumnya.

Berkaitan dengan pemilu yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, Skadron udara 32 sebagai Skadron Udara yang berkemampuan angkut strategis, diharapkan dapat membantu pemerintah dalam transportasi angkutan udara untuk materiil pendukung pemilu.

Apalagi dihadapakan dengan tugas-tugas kedepan, akan terlihat betapa berat tantangan yang dihadapi oleh Skadron udara 4, yang membutuhkan tingkat kesiapan operasional satuan yang tinggi didalam kondisi keterbatasan. Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memberikan dukungan anggaran kepada TNI Angkatan udara hendaknya jangan sampai menurunkan motivasi, dan semangat juang Skadron Udara 4 dalam melaksanakan tugas untuk pengabdian kepada bangsa dan negara, tidak mengeluh. Setiap prajurit Skadron Udara 32 harus bekerja keras menyumbangkan prestasi kerja terbaiknya dan harus tetap mampu menstransformasikan kondisi keterbatasan itu menjadi daya dorong, sehingga tetap dapat memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara.

Letkol Pnb. Yani Ajat sebelumnya menjabat sebagai Kepala Ruang Operasi Lanud Abd Saleh sedangkan Letkol Pnb. Dedy Ghazi Elsyaf M.Si. Menjabat sebagai Kasubditau Alutsista Pusjianstra TNI di Mabes TNI.

tni-au.mil.id

Kolonel Laut (S) Sapto Adi Jabat Kadep Suplai AAL

5 Februari 2009, Surabaya - Gubernur Akademi TNI AL (AAL), Laksda TNI Moch. Jurianto di Surabaya, Kamis melantik Kolonel Laut (S) Sapto Adi sebagai Kepala Departemen (Kadep) Suplai menggantikan Kolonel Laut (S) Agung Sutoyo.

Kolonel Sapto sebelumnya bertugas di Dinas Perbekalan Mabes TNI AL, Jakarta, sedangkan Kolonel Agung selanjutnya akan bertugas sebagai Kepala Depo Pusat Perbekalan Wilayah Barat di Jakarta.

Gubernur AAL dalam sambutannya mengatakan, perwira yang bertugas di lembaga pendidikan pencetak perwira itu adalah prajurit terbaik karena akan mengawaki organisasi yang sangat menentukan masa depan TNI AL.

"AAL dituntut untuk menghasilkan lulusan perwira yang mampu memimpin organisasi, mulai dari tingkat satuan hingga komando atas. Karena itu prajurit yang bertugas di lembaga ini adalah perwira pilihan," katanya.

Menurut dia, saat ini TNI AL terus melakukan upaya peningkatan profesionalisme prajurit dan penambahan alutsista sehingga menuntut AAL untuk menghasilkan perwira yang bisa mengikuti tuntutan profesionalisme itu.

"Untuk pejabat yang dilantik, perlu saya ingatkan bahwa jabatan adalah amanah, kehormatan dan kebanggaan sekaligus harga diri. Karena itu semua tugas harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab," katanya.

antarajatim

KRI Diponegoro Siap Diberangkatkan ke Lebanon


5 Februari 2009, Surabaya -- KRI Diponegoro beserta 110 prajurit TNI AL dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) siap diberangkatkan ke Lebanon sebagai bagian dari pasukan perdamaian PBB.

"Pembekalan selama satu bulan untuk para prajurit yang terlibat dalam penugasan itu bisa dikatakan sudah selesai dan akan ditutup, Jumat (6/2)," kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Toni Syaiful, di Surabaya, Kamis (5/2).

Ia mengemukakan, beberapa waktu lalu KRI Diponegoro dan 110 prajurit telah melakukan praktik penugasan di Laut Jawa selama dua hari. Sebelumnya, ratusan prajurit itu menerima pembekalan materi secara teori mengenai penugasan di daerah konflik.

"Mengenai pemberangkatannya ke Lebanon, sampai sekarang belum bisa dipastikan. Kemungkinan berangkat tanggal 12 atau 13 Februari. Namun, kami masih menunggu kepastian itu dari Mabes TNI AL," katanya.

Ia mengemukakan, selama menunggu jadwal keberangkatan, para awak KRI Diponegoro maupun prajurit lainnya masih terus melakukan pengecekan kesiapan kapal maupun keperluan personel yang berkaitan dengan tugas mereka di Lebanon.

Menurut Kadispen, KRI Diponegoro akan bergabung dalam misi perdamaian PBB bersama dengan beberapa kapal perang dari negara-negara Eropa, seperti Jerman, Perancis, Portugal, Belanda dan Italia.

Mengutip pernyataan Pangarmatim, Laksda TNI Lili Supramono, ia mengemukakan, keterlibatan unsur prajurit matra laut dan kapal perang RI yang untuk pertama kalinya itu merupakan kepercayaan dari PBB, sehingga menuntut kesiapan prajurit TNI AL.

"Mereka harus dapat bekerja sama dalam suatu gugus tugas dengan angkatan laut negara-negara Eropa yang merupakan anggota NATO. Kemampuan gugus tugas ini harus memenuhi standar maupun kriteria yang ditetapkan PBB," katanya. (mediaindonesia.com)

Kerjasama TNI dan Angkatan Bersenjata Thailand

5 Februari 2009, Jakarta -- ”Hubungan baik antara RI dengan Kerajaan Thailand yang sudah terbina sejak lama, terutama kerja sama yang sudah berjalan lancar antara Angkatan Bersenjata dan antar Matra kedua negara diharapkan dapat berlangsung semakin baik pada tahun 2009 dan masa-masa selanjutnya”. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso saat menerima Jenderal Songkitti Jaggabatara, Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Kerajaan Thailand, di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Rabu (4/2).

Pangab Kerajaan Thailand yang antara lain didampingi Wakilnya Laksamana Apichart Pengsrithong mengadakan kunjungan ke Indonesia sebagai tamu resmi Panglima TNI, dan berkesempatan pula mengadakan kunjungan kepada Menteri Pertahanan RI pada hari pertama lawatannya.

Sebagai dua negara yang memiliki hubungan kesejarahan, kedua Panglima sama-sama mengakui adanya hubungan emosional antara masyarakat kedua negara yang telah memuluskan jalan bagi kelancaran Diplomatik dan saling membantu di saat salah satu negara menghadapi kesulitan, baik di bidang ekonomi dan akibat bencana maupun sebab-sebab lain.

Secara khusus Panglima TNI menilai bahwa hubungan Indonesia - Thailand sangat solid dan abadi selama ini dan hal ini mampu menopang kerja sama mengamankan Selat Malaka bersama Malaysia dan Singapura. Jenderal TNI Djoko Santoso juga berharap agar kerja sama di bidang Intelijen dapat dioptimalkan, terkait dengan perkembangan di beberapa wilayah RI yang belum kondusif.

Menyinggung masalah pengungsi Myanmar dan Bangladesh di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Panglima TNI meyakinkan bahwa pemerintah RI akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka sambil melakukan koordinasi tentang pengembaliannya ke negara asal.

Pada kesempatan kunjungan tersebut dan sekaligus merupakan kunjungan perkenalan bagi Jenderal Songkitti Jaggabatara, disampaikan ucapan terima kasih dari pemerintah Kerajaan Thailand kepada TNI yang selama ini dinilai bersikap positif memandang peran Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand.

Sebelum mengakhiri kunjungan resminya di Mabes TNI, Pangab Thailand menyampaikan bahwa kedatangannya bersama Laksamana Apichart Pengsrithong juga menjadi nostalgia mengingat keduanya pernah sama-sama bertugas di Jakarta sebagai Athan dan Asisten Athan. (tni.mil.id)

Skuadron Udara 4 Tumpuan TNI AU


5 Februari 2008, Malang -- Skadron Udara 4 sebagai salah satu satuan operasional dalam jajaran Lanud Abd Saleh memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pembinaan kesiapan personel dan alutsista, dilaksanakan secara terencana, bertahap, berlanjut dan berkesinambungan, sehingga menjadi tumpuan bagi TNI Angkatan Udara dalam melaksanakan operasi militer perang dan operasi militer selain perang.

Demikian sambutan Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Ida Bagus Anom M., S.E. dalam Sertijab Komandan Skadron Udara 4 Lanud Abd Saleh dari Letkol Pnb. Novyanto Widadi kepada Letkol Pnb. Zulfahmi bertempat di Lapangan apel Skadron Udara 4 Lanud Abd Saleh (2/2). Dihadiri para pejabat Lanud Abd Saleh beserta jajarannya, pejabat sipil dan militer se-Malang Raya.

Lebih lanjut dikatakan, bila dihadapakan dengan tugas-tugas kedepan, akan terlihat betapa berat tantangan yang dihadapi oleh Skadron udara 4, yang membutuhkan tingkat kesiapan operasional satuan yang tinggi didalam kondisi keterbatasan. Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memberikan dukungan anggaran kepada TNI Angkatan udara hendaknya jangan sampai menurunkan motivasi dan semangat juang Skadron Udara 4 dalam melaksanakan tugas untuk pengabdian kepada bangsa dan negara.

Selain itu Komandan mengingatkan akan pemilu yang sebentar lagi dilaksanakan di Indonesia, diharapkan Skadron Udara 4 yang berkemampuan angkut taktis, dapat membantu pemerintah dalam transportasi angkutan udara untuk materiil pendukung pemilu.

Diingatkan pula untuk seluruh anggota Lanud Abd Saleh agar tetap menjaga netralitas TNI. Netralitas TNI merupakan keputusan final dan harga mati, demi persatuan dan kesatuan serta keutuhan dan integritas bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (tni-au.mil.id)

Tuesday, February 3, 2009

Anggaran untuk Belanja Sukhoi Mencapai Rp 2,85 Triliun


3 Februari 2009, Makassar -- Langit Indonesia akan semakin ramah menerima kehadiran jet-jet tempur canggih buatan Rusia. Di Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, misalnya, pemerintah segera menambah jumlah pesawat Sukhoi di sana sehingga menjadi 10 buah.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Departemen Pertahanan (Dephan) Indonesia Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan, penambahan itu dilakukan untuk memperkuat basis wilayah pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

''Kami harapkan pada Agustus ada tiga pesawat Sukhoi lagi yang didatangkan dari Rusia. Dengan demikian, Lanud Hasanuddin akan memiliki 10 pesawat tempur dengan jenis yang sama,'' katanya dalam konferensi pers usai serah terima tiga Sukhoi di Gedung Galaktika, Lanud Sultan Hasanuddin, kemarin.

Mantan Panglima Kodam Jaya itu menambahkan, Rusia dipilih sebagai mitra kerja sama dalam pengadaan pesawat tempur, antara lain, karena postur tubuh tenaga militer Rusia dinilai cocok dengan postur orang Indonesia. ''Kami harapkan TNI Angkatan Udara bisa mengoperasikan secara optimal alutsista itu, termasuk sistem pemeliharaan dan perawatannya,'' tegas Sjafrie.

Sebelumnya, dia mewakili pemerintah Indonesia secara resmi menerima tiga Sukhoi SU-30 MK 2 dari pemerintah Rusia. Penyerahan tersebut dilakukan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov.

Dalam sambutannya, Sjafrie yang mewakili Menteri Pertahanan Juwono Sudharsono itu mengungkapkan, Sukhoi SU-MK 2 merupakan alutsista yang memperkuat TNI-AU, khususnya Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin. ''Keberadaan Sukhoi di Makassar akan memberikan kebanggaan tersendiri bagi warga Sulsel,'' ujarnya.

Pengadaan tiga Sukhoi baru serta tiga lainnya Agustus mendatang, kata dia, merupakan hasil perjanjian pinjaman yang harus dikembalikan pemerintah RI. Dana pengadaan pesawat tersebut bersumber dari APBN, yakni anggaran yang dialokasikan untuk pertahanan dan keamanan.

Secara keseluruhan, anggaran untuk enam Sukhoi, menurut Sjafrie, mencapai USD 335 juta atau berkisar Rp 2,85 triliun. Enam pesawat itu adalah masing-masing tiga jenis SU-30 MK2 dan tiga jenis SU-27 SKM. Pesawat asal Rusia tersebut akan melengkapi empat Sukhoi yang dimiliki TNI-AU sejak September 2003.

''Empat Sukhoi yang ada saat ini masih menunggu perbaikan spare parts dari Rusia,'' jelas Wakasau Marsda TNI Wardjoko. (jawapos.com)

India Memesan 80 Helikopter Mi-171

Mi-171

3 Februari 2009, Moscow -- Rusia akan mengirimkan satu unit helikopter angkut Mi-171 bagian dari 80 unit helikopter yang dipesan India. Kontrak pembelian ditandatangani di bulan Desember, uang muka telah dibayarkan ke Rosoboronexport ujar Viktor Komardin selaku wakil direktur pada RIA Novosti (2/2).

Mi-171 merupakan versi ekspor dari helicopter Mi-8 Hip. Diproduksi di dua lokasi pabrik di Kazan dan Ulan-Ude. Versi ini mempunyai mesin turboshaft dengan tenaga lebih kuat serta mampu mengangkut 37 penumpang.

India telah mengoperasikan 150 helikopter dari jenis Mi-8 dan Mi-17 terbagi sedikitnya dalam 12 skuadron.

Selain India, Iran akan menerima helikopter Mi-171 pada tahun ini dengan nilai kontrak USD45 Juta. Helikopter ini akan digunakan oleh Bulan Sabit Merah (Palang Merah Iran) dalam misi penyelamatan dan bencana alam.

RIA Novosti/@beritahankam

TNI AU Terima Tiga Sukhoi


3 Februari 2009, Makassar -- TNI Angkatan Udara yang diwakili oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Wardjoko menerima tiga unit pesawat Sukhoi SU-30MK2 dari Mabes TNI, dari enam yang direncanakan untuk melengkapi satu Skadron diserahkan Irjen TNI Letjen TNI Liliek AS, di Lanud Sultan Hasannudin Makassar, Senin (2/2).

Sebelumnya Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Syamsudin menerima pesawat tersebut dari pemerintah Rusia yang disampaikan oleh Dubes Rusia di Jakarta Alexander Ivanop, sekaligus menerima sertifikasi kelaikan pesawat yang kemudian diserahkan kepada Mabes TNI.


Dalam sambutannya Sekjen Dephan mengatakan, pesawat tempur Sukhoi SU-30MK2 merupakan alutsista yang dapat memperkuat jajaran TNI AU khususnya Skadron Udara 11 Koopsau II, guna mendukung pelaksanaan tugas TNI dalam menjaga kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah yuridiksi nasional.

Penempatan Skadron Udara 11 Sukhoi di Lanud Sultan Hasannudin Makassar didasarkan pada pertimbangan taktis dan strategis untuk memelihara kedaulatan NKRI, serta dapat menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan dan diharapkan TNI AU dapat mengoperasionalkan secara optimal alutsista ini termasuk sistem pemeliharaan dan perawatannya, ujar Sekjen Dephan.

Dubes Rusia Alexander Ivanop mengatakan, pembelian alutsista TNI AU didasarkan kepada saling menguntungkannya kedua belah pihak, karena kerjasama dengan TNI AU sudah terjalin sejak tahun 1960-an dengan pengiriman pesawat MIG-17 yang terkenal cukup canggih pada masanya. Pemerintah Rusia juga menawarkan pengadaan kapal selam kepada pemerintah RI. (tni-au.mil.id)

Iran Luncurkan Satelit Pertama

3 Februari 2009 -- Iran telah meluncurkan satelit pertama yang dibuat di dalam negeri Iran, bertepatan dengan peringatan 30 tahun Revolusi Iran.

Stasiun TV pemerintah Iran mengatakan peluncuran Senin malam --yang menggunakan roket Safir 2-- merupakan pencapaian ilmuwan Iran ditengah-tengah sanksi internasional atas negara itu.

Satelit tersebut akan digunakan untuk tujuan penelitian dan telekomunikasi, seperti dilaporkan oleh stasiun TV resmi Iran.

Iran mendapat sanksi PBB karena sejumlah negara-negara Barat menduga Iran sedang mengembangkan bom nuklir, yang berulang kali dibantah oleh Iran.

Teheran menegaskan ambisi nuklir mereka terbatas untuk penggunaan energi dan mengatakan proyek satelit ini semata-mata untuk tujuan damai.

Peluncuran Satelit Omid, yang artinya harapan, sudah lama diperkirakan dan menurut wartawan BBC di Teheran, Jon Leyne, jelas dilakukan bersamaan dengan peringatan 30 tahun Revolusi Islam Iran.

Pusat ruang angkasa
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad mengatakan satelit Omid diluncurkan untuk menyebarkan monoteisme, perdamaian, dan keadilan di dunia.

Namun peluncuran Omid meningkatkan kembali kekuatiran di dunia Barat karena teknologi ini bisa digunakan untuk membuat rudal jarak jauh dengan kemungkinan dilengkapi hulu ledak nuklir.

Wartawan BBC, Jon Leyne, menambahkan Iran tidak diragukan lagi akan menanggapi kekuatiran Barat dengan mengatakan mereka telah dinilai dengan standard ganda, karena mengembangkan teknologi yang sudah biasa di negara-negara lain.

Setelah peluncuran satelit itu, Menteri Luar Negeri Manoucher Mottaki menegaskan proyek satelit tersebut untuk tujuan damai.

"Teknologi satelit Iran semata-mata untuk tujuan dama dan untuk memenuhi kebutuhan negara," kata Mottaki ditengah-tengah KTT Persatuan Afrika kepada kantor berita Reuters

Bulan Agustus lalu, Iran mengatakan berhasil meluncurkan roket yang mampu membawa satelit buatan dalam negeri setelah beberapa bulan sebelumnya melepas roket ke orbit sebagai bagian dari peluncuran satelit.

Peluncuran ini juga menandai peresmian sebuah pusat ruang angkasa yang tidak diungkapkan letaknya di kawasan gurun pasir.

Pusat ruang angkasa luar itu dilaporkan mencakup ruang kendali di bawah tanah dan tempat peluncuran roket.

bbc.co.uk